Namun, dia tak menampik masih ada perasaan cemas bahwa Taliban bisa saja tiba-tiba melarang lagi kaum wanita bersekolah. “Kami masih khawatir Taliban mungkin menghentikan mereka,” ucapnya.
Pembukaan sejumlah universitas negeri Afghanistan terjadi sepekan setelah delegasi Taliban melakukan pertemuan dengan perwakilan pejabat-pejabat Barat di Oslo, Norwegia. Pada kesempatan itu, Taliban ditekan untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak perempuan Afghanistan.
Hal itu mesti dilakukan jika Taliban ingin aset Afghanistan yang dibekukan bisa dicairkan. Setelah Taliban menguasai lagi Afghanistan pada Agustus tahun lalu, Amerika Serikat (AS) memutuskan membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai hampir 10 miliar dolar AS.
Taliban telah berulang kali menyerukan Washington mencairkan aset tersebut. Sebab dana itu dibutuhkan untuk menangani krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Afghanistan.