Jumat 04 Feb 2022 23:30 WIB

Januari 2022, Sumbar Alami Inflasi 1,02 Persen

Januari 2022, Sumbar Alami Inflasi 1,02 Persen

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
 Januari 2022, Sumbar Alami Inflasi 1,02 Persen. Foto: ilustrasi:inflasi - Pekerja memanggul karung berisi beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang tahun 2019 sebesar 2,72 persen, lebih rendah dibanding 2018 sebesar 3,13 persen atau yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Januari 2022, Sumbar Alami Inflasi 1,02 Persen. Foto: ilustrasi:inflasi - Pekerja memanggul karung berisi beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang tahun 2019 sebesar 2,72 persen, lebih rendah dibanding 2018 sebesar 3,13 persen atau yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir.

IHRAM.CO.ID,PADANG--Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan pada Januari 2022 ini, Sumbar mengalami inflasi sebesar 1.02 persen. Angka ini meningkat dibandingkan realisasi Desember 2021 sebesar 0,42 persen.

"Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 1,97 persen mtm dan andil inflasi 0,59 persen mtm," kata Wahyu, Kamis (3/2).

Baca Juga

Wahyu menjelaskan secara spasial pada Januari 2022 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,03 persen mtm, atau mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2021 yang sebesar 0,48 persen mtm.

Realisasi inflasi Kota Padang tercatat berada pada urutan ke-8 inflasi tertinggi dari 24 kota yang mengalami inflasi di Sumatera, serta berada pada urutan ke-16 dari 85 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Sementara itu, Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,95 persen mtm, atau meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,04 persen mtm. Realisasi inflasi Kota Bukittinggi tercatat berada pada urutan ke-12 dari 24 kota yang mengalami inflasi di Sumatera, serta berada pada urutan ke-24 dari 85 kota di Indonesia yang mengalami inflasi.

Wahyu menambahkan secara tahunan inflasi Januari 2022 tercatat sebesar 2,30 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Desember 2021 yang sebesar 1,40 persen yoy. Sementara itu, secara tahun berjalan pada Januari 2022 Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 1,02 persen ytd, atau lebih rendah dibanding realisasi Desember 2021 yang inflasi sebesar 1,40 persen ytd.

Ia kemudian merinci inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, beras, tomat, dan rokok kretek filter dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,24 persen; 0,11 persen; 0,06 persen; 0,04 persen; 0,03 persen; 0,03 persen mtm.

Kenaikan harga bahan pangan secara umum didorong oleh masih tingginya permintaan pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari Raya Imlek. Komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras mengalami kenaikan harga didorong oleh kenaikan harga pakan dan konsentrat. Komoditas bawang merah tercatat mengalami sedikit keterbatasan pasokan seiring dengan belum masuknya masa panen. Sementara itu beras tercatat mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan dibandingkan Desember 2021 yang tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,09 persen dan 2,04 persen.

Harga tomat tercatat mengalami kenaikan sebagai normalisasi harga setelah mengalami penurunan beberapa bulan terakhir akibat melimpahnya pasokan pasca panen. Pada komoditas rokok kretek filter, mengalami kenaikan didorong oleh peningkatan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 12 persen di tahun 2022.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya menyumbang inflasi di Sumatera Barat pada Januari 2022 sebesar 1,17 persen mtm dan andil 0,17 persen mtm. Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh peningkatan harga bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar 0,12 persen mtm.

Kenaikan harga pada komoditas bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh kebijakan kenaikan harga LPG Non-Subsidi rata-rata sebesar Rp1.600 – Rp2.600,- per Kg sejak tanggal 25 Desember 2021.

Sementara itu pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga memberikan sumbangan inflasi di Januari 2022 dengan nilai inflasi sebesar 2,73 persen mtm dan andil 0,14 persen mtm yang didorong oleh kenaikan biaya pulsa ponsel dengan andil 0,14 persen mtm.

Biaya pulsa ponsel mengalami inflasi yang disebabkan oleh peningkatan harga di tingkat penyedia jasa layanan sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya.

Selanjutnya kelompok transportasi tercatat masih mengalami inflasi sebesar 0,17 persen mtm dan andil 0,02 persen mtm bersumber dari inflasi pada komoditas mobil dengan andil inflasi sebesar 0,17 persen mtm.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement