Al-Palimbani bersama ketiganya kerap kali disebut sebagai Empat Serangkai dari Indonesia.Dalam buku Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Tuan Haji Besar, Abu Daudi menggambarkan mereka semua sebagai tokoh-tokoh yang selalu seiring sejalan. Para masyayikh itu mendapatkan pendidikan dari guru yang sama.Ilmu dan amal yang difokuskannya pun sama.Pengaruhnya pun sama besarnya bagi perkembangan dakwah Islam di Tanah Air.
Empat Serangkai diyakini pernah berguru ilmu tasawuf pada Syekh Muhammad bin Abdul Karim Samman al-Madani. Sang guru merupakan seorang ulama besar sekaligus wali quthub di Madinah. Mereka berempat berhak atas gelar dan ijazah khalifah dalam Tarekat Sammaniyah Khalwatiyah.
Keempatnya juga berguru kepada Abdul al- Mun'im al-Damanhuri; Ibrahim bin Muhammad al-Ra'is al-Zamzami al-Makki (1698-1780 M)yang terkenal sebagai ahli Ilmu Falak (Astronomi); Muhammad Khalil bin Ali bin Muhammad bin Murad al-Husaini (1759-1791 M)yang terkenal sebagai ahli sejarah dan penulis kamus biografi Silk al-Durar; Muhammad bin Ahmad al-Jauhari al-Mishri (1720-1772 M)yang terkenal sebagai seorang ahli hadis; dan Athaillah bin Ahmad al-Azhari al-Mashri al- Makki, yang juga terkenal sebagai seorang ahli hadis ternama serta dianggap sebagai isnad unggul dalam telaah hadis.