Senin 14 Feb 2022 06:36 WIB

Moderasi Beragama Buka Ruang Saling Menghargai Perbedaan

Moderasi Beragama Buka Ruang Saling Menghargai Perbedaan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Moderasi Beragama Buka Ruang Saling Menghargai Perbedaan. Foto: Masjid (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Moderasi Beragama Buka Ruang Saling Menghargai Perbedaan. Foto: Masjid (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, moderasi beragama memastikan sesama umat beragama membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan. Pandangan ini disampaikan dalam Pembinaan dan Penguatan Moderasi Beragama bagi ASN Kemenag di Cimahi, Jawa Barat.

"Moderasi Beragama memastikan kita bisa membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan dengan orang lain. Kita meyakini agama kita yang benar dan memberikan hak keyakinan kepada mereka yang berbeda agama," ujar Wamen dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (14/2).

Baca Juga

Moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama yang sudah dicanangkan Menag Yaqut Cholil Qoumas. Hal tersebut wajib dikuti oleh segenap ASN Kemenag.

Lebih lanjut, ia mengatakan program ini menjadi persoalan penting yang harus dipahami bersama. Sebab, masih banyak yang belum memahami makna moderasi beragama.

"Yang dimoderatkan itu bukan agamanya, melainkan cara beragama dan memahami agama itu sendiri," ucapnya.

Perbedaan merupakan sunatullah dan pemberian Tuhan. Ia meminta agar jangan sampai manusia seolah-olah menjadi panitia surga, dengan menyalahkan orang yang berbeda keyakinan, apalagi sampai menyematkan lebel kafir kepada mereka yang tidak seiman atau berbeda keyakinan.

Dalam kesempatan itu, Wamenag juga berkisah saat menjabat Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), ia pernah didatangi sejumlah ulama asal Afganistan. Saat itu, para ulama Afganistan merasa kagum akan toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Kunjungan para ulama Afganistan itu ternyata untuk belajar bagaimana Islam Wasathiyah bisa tumbuh dan berkembang di tengah ragam budaya, bahasa dan agama di Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila," lanjut dia.

Terakhir, ia menambahkan Indonesia bukankah negara agama dan bukan negara sekuler. Namun, tanpa Moderasi Beragama Indonesia akan tercerai berai.

"Mari kita tebarkan narasi-narasi yang menyejukkan, narasi toleransi, kerukunan, narasi kebangsaan dan persatuan untuk Indonesia maju," ujarnya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement