IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Jumrah Aqabah dan Jumrah Wustha adalah tempat penting di mina. Di tempat inilah para jamaah haji melemparkan batu kerikil sebagai simbol memerangi iblis, sebagaimana telah dilakukan bapaknya para nabi yaitu Nabi Ibrahim
Trinil Susilawati dalam bukunya 'Haji Dan Umroh Yang Nikmat' menuliskan, jarak antara Jumrah Aqabah dengan Jumrah Wustha adalah 117 meter dan antara Jumrah Wustha dengan Jumrah Ula adalah 156 meter.
Sebagian orang mengira bahwa pilar-pilar itu melambangkan tempat Iblis atau Syetan, sehingga dengan penuh emosi dan kebencian mereka melempari pilar-pilar itu, bahkan bukan dengan batu kerikil, melainkan dengan benda apa saja yang ditemukan disekitarnya.
Trinil berpendapat, perlakuan semacam ini tentu bertentangan dengan syari'at Islam, karena amalan melempar Jumrah ini adalah semata-mata untuk menunjukkan bakti dan ketundukan hamba kepada perintah Tuhannya, seusai dengan apa yang dicontohkan Rasullulah SAW.
Tempat Jamarat yang menyerupai jembatan layang seperti sekarang ini dibangun 1975 M untuk mengurangi kepadatan di lokasi aslinya yang sudah terasa sempit dan selalu banyak memakan korban.
Dalam suatu riwayat asal-usul amalan melempar Jumrah ini adalah ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka'bah datanglah Malaikat Jibril mengajari cara-cara thawaf kemudian mengajaknya ke Mina dan setelah sampai di Aqabah, muncul iblis mengganggu, kemudian Jibril memungut 7 butir kerikil dan diberikan kepada Nabi Ibrahim, kemudian memungut lagi 7 butir kerikil dan memerintahkannya.
“Lemparlah dan bacalah takbir!”.
Sesudahnya dilempar sambil membaca takbir, dan maka larilah Iblis itu. Demikian pula yang terjadi di Wustha dan Ula. Setelah Nabi Ibrahim mengajarkan kepada pengikutnya cara-cara berhaji dan turun-menurun sampai kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau mengajarkan kepada kaum muslimin secara langsung seraya beliau bersabda:
"Lakukanlah amalan amalan Haji kalian sebagaimana yang aku lakukan."