IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kanselir Jerman Olaf Scholz dituduh bersikap lunak pada Rusia dalam menanggapi krisis Ukraina. Sejumlah pakar politik sebelumnya bertanya-tanya bagaimana Scholz yang santun akan melangkah ke "sarang singa".
Scholz mulai menjabat sebagai kanselir Jerman pada Desember 2021.Para pejabat Rusia diketahui sering mengejek atau berusaha mengungguli para pejabat asing yang berkunjung dalam uji keberanian yang mereka rancang.
Pada 2007, Putin membawa anjing Labrador hitamnya ke pertemuan dengan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel meski telah diketahui secara luas bahwa Merkel takut pada anjing.
Dalam kunjungan sehari ke Moskow sebagai bagian dari diplomasi untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina,Scholz secara tak terduga bersikap agresif dalam konferensi pers bersama Putin sambil mempertahankan ciri khasnya yang tenang dan terukur.
Ketika Putin mengkritik NATO dengan mengatakan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu telah meluncurkan perang di Eropa dengan mengebom Yugoslavia pada 1999, Scholz membalas dengan mengatakan perang itu dilakukan untuk mencegah genosida. Dia merujuk pada penganiayaan etnis Albania di Kosovo.
Putin membalas pernyataan Scholz dengan mengatakan bahwa Rusia menganggap perlakuan terhadap etnis Rusia di wilayah Donbass di Ukraina timur sebagai genosida.Dalam konferensi pers solo berikutnya, Scholz menyalahkan penggunaan kata "genosida" oleh Putin.
Scholz bahkan mengolok-olok ketakutan Putin terhadap meluasnya pengaruh aliansi NATO ke Eropa timur. Dia mengatakan hal itu tidak ada dalam agenda NATO dalam waktu dekat dan selama Putin memimpin Rusia.
"Saya tidak tahu berapa lama presiden (Putin) berencana untuk tetap menjabat. Saya punya firasat ini bisa lama, tapi tidak selamanya," kata Scholz sambil menyeringai ke arah Putin.