IHRAM.CO.ID,JENEWA -- Program Pangan Dunia PBB (WFP) khawatir dengan krisis pangan yang memburuk di seluruh wilayah Sahel. Krisis pangan ini dipicu oleh konflik, pandemi Covid-19, dan perubahan iklim.
Menurut WFP, lebih dari 10,5 juta orang menghadapi krisis pangan dan mata pencaharian yang akut. "Jumlah orang di ambang kelaparan telah meningkat hampir sepuluh kali lipat selama tiga tahun terakhir," kata juru bicara WFP Jenewa Tomson Phiri, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (19/2).
Phiri mengatakan, lebih dari 10,5 juta orang menghadapi tingkat krisis kelaparan. Termasuk 1,1 juta dalam keadaan darurat di lima negara yaitu Burkina Faso, Chad, Mali, Mauritania, dan Niger. Phiri menambahkan, ini adalah peningkatan lebih dari 60 persen sejak 2019.
“Wilayah ini menghadapi krisis pangan yang memburuk dan kompleks ketika konflik, Covid-19, iklim, dan kenaikan biaya. Mereka telah diusir dari rumah mereka oleh kelompok-kelompok ekstremis, mereka kelaparan karena kekeringan, dan jatuh ke dalam keputusasaan oleh efek riak ekonomi," kata Phiri.
Phiri mengatakan, harga pangan telah meningkat hingga 30 persen untuk bahan pokok, dan kemiskinan telah meningkat 3 persen selama pandemi.
Pengungsian juga meningkat hampir 400 persen. Sebanyak 2,6 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena penyebaran konflik.
Phiri mengatakan, WFP membutuhkan dana sebesar 470 juta dolar AS untuk melanjutkan operasional di Sahel selama enam bulan ke depan meskipun menghadapi tantangan keamanan. WFP telah bekerja dengan mitra kemanusiaan untuk mempertahankan dukungan penyelamatan jiwa yang mencapai 9,3 juta orang di lima negara pada 2021.