IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menghindari perbuatan ghibah atau membicarakan keburukan orang lain merupakan salah satu hikmah dari peristiwa Isra Miraj. Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakar) wajah dan dada mereka. Lalu aku bertanya, 'Siapakah mereka ya Jibril?' Kemudian Jibril berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia.'" (HR Abu Dawud)
Karena itu, seorang Muslim dilarang untuk terlibat dalam perbuatan ghibah atau pembicaraan yang mencela kehormatan orang lain. Membicarakan keadaan dan aib seseorang adalah perbuatan dosa. Terlebih bila yang mengghibah menambah-nambah cerita sehingga dapat menimbulkan fitnah.
Fitnah adalah membicarakan keburukan orang lain yang belum tentu kebenarannya. Ghibah dan fitnah bisa menimbulkan bahaya dan kesalahpahaman. Dalam hadits lain, disebutkan bahwa orang yang mengghibah diibaratkan memakan daging bangkai.
"Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini (hingga memenuhi perutnya) lebih baik baginya daripada ia memakan daging saudaranya (yang muslim)." (HR Bukhari)
Sedangkan, orang yang mendengarkan ghibah juga mendapatkan dosa yang sama seperti orang yang mengghibah. Karena itu, orang yang mendengarkan ghibah tidak selamat dari dosa, kecuali jika ia mengingkari dengan lisannya atau hatinya. Namun sebaiknya segera tinggalkan perkumpulan yang sedang melakukan ghibah itu.
"Dan janganlah ada di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya." (QS Al-Hujurat ayat 12)
Setiap Muslim hendaknya juga ingat pada sabda Nabi Muhammad SAW yang menyebut "Setiap Muslim dengan Muslim lainnya adalah haram darahnya, haram hartanya, dan haram kehormatannya. (HR Muslim)