IHRAM.CO.ID, -- Sampai hari ini, hanya satu menara 1000 tahun yang tersisa. Bangunan menara itu berada di Masjid Minuchir Ani yang tua di Armeia. Di sana ada beberapa sisa ruang sholat masjid. Namun yang lebih penting menara adalah satu-satunya satu-satu sara pengingat mengenai pengaruh kekuatan singkat yang dialami banyak penguasa selama waktu mereka di wilayah Ani tersebut.
Ani adalah kota metropolitan besar menurut standar abad ke-11 M. Dahulu kota ini memiliki populasi jauh di atas 100.000 orang. Wilayah ini adalah pusat Kerajaan Armenia yang kuat. Ani berada di tengah-tengah sejumlah jalur perdagangan, di zaman modern kota ini berada di Armenia dan Turki Timur. Meskipun lalu lintas memberikan keragaman dan kekayaan kota, namun soal itu juga membuatnya rentan terhadap serangan dan penaklukan bangsa lain.
Pada 1064, kekuatan Seljuk yang kuat menaklukkan kota dengan bantuan orang-orang dari Kaukasus. Membunuh dan memperbudak semua orang, pasukan Turki dengan santai menjual kota itu kepada dinasti Kurdi yang disebut Shaddadids.
Selama waktu ini, Ani berubah dari penduduk yang mayoritas Kristen dan Armenia menjadi kota dengan kehadiran Islam yang lebih kuat, dan sebuah masjid besar kemudian dibangun.
Sayangnya untuk penakluk Kurdi baru-baru ini, ada kerusuhan terus-menerus. Orang-orang Mongol dari timur akhirnya menjarah kota itu pada abad ke-13. Setelah pemerintahan Mongol dimulai, kota ini perlahan menurun dan telah ditinggalkan sejak pertengahan abad ke-18. Seiring dengan beberapa katedral dan bagian dari tembok kota, menara dari masjid adalah peninggalan kota yang paling terpelihara dengan baik.
Meskipun tidak digunakan selama bertahun-tahun, ketika seorang arkeolog Rusia mulai menjelajahi situs tersebut pada awal abad ke-20, masjid itu sempat diberi kehidupan baru sebagai fasilitas penyimpanan artefak.