IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban mulai membuka kembali universitas-universitas dan mengizinkan Muslimah kembali ke kelas. Sayangnya, kemiskinan akut yang melanda negara itu, menyebabkan banyak pelajar putus pendidikan hanya untuk bisa menyambung hidup.
Banyak dari para pelajar ini memutuskan bekerja daripada melanjutkan pendidikannya. Salah satunya yang dialami oleh wanita berusia 24 tahun Waheeda Bayat yang mengambil jurusan hukum di Universitas Gawharshad di Kabul.
Ia tidak lagi bisa melanjutkan studinya di Universitas Gawharshad karena jurusan hukum telah dihapuskan. Selain itu, Bayat juga harus bekerja untuk membantu memberi makan keluarganya.
"Saya sangat senang melihat universitas saya," katanya, berjalan melewati kampus lamanya pada hari yang cerah baru-baru ini.
"Tapi saya berharap bisa melanjutkan studi, berharap bisa menghabiskan waktu bersama teman sekelas dan guru dan berharap bisa pergi ke perpustakaan untuk belajar,” ujarnya, dilansir dari Gulf Today, Senin (28/2/2022).
Meskipun Taliban telah mengizinkan perempuan kembali ke perguruan tinggi, Bayat harus fokus pada penyediaan makanan dan tempat tinggal bagi keluarganya yang terdiri dari sembilan orang. Penghentian mendadak sebagian besar bantuan ke Afghanistan setelah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu telah menjerumuskan negara itu ke dalam krisis.
“Taman Kabul telah menjadi kota kumuh karena orang-orang dari daerah pedesaan mencari bantuan. Bayi baru lahir yang kekurangan gizi memenuhi bangsal rumah sakit, hingga 97 persen warga Afghanistan bisa hidup di bawah garis kemiskinan pada paruh kedua tahun 2022,” kata badan pembangunan PBB.