Sabtu 05 Mar 2022 16:37 WIB

Ketika Rasulullah Menangis

Tangis Rasulullah mempunyai makna dalam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Rasulullah menangis karena takut pada Allah

Salah satu sebab utama yang membuat Rasulullah menangis adalah yang berkaitan pada turunnya rahmat dan ampunan dari dosa-dosa. Rasulullah banyak menangis karena takut kepada Allah. 

Rasulullah menangis dalam sholat malam. Sahabat Bilal bin Rabah pernah melihat janggut Rasulullah yang mulia basah oleh air mata, kemudian Bill berkata:  Ya Rasulullah menagapa Engkau menangis ketika Allah mengampunimu atas segala apa yang telah lalu dan apa yang akan datang. Rasulullah menjawab: Apakah saya harus tidak menjadi hamba yang bersyukur? Sebuah ayat turun padaku malam ini, dan celakalah bagi orang yang tak membaca dan mentafakurinya. 

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

Rasulullah juga menangis dalam sholatnya dan saat mendengar Alquran. Rasulullah sering meminta Abdullah bin Masud membacakan ayat-ayat Alquran. Ketika Ibnu Masud sampai pada surat An Nisa ayat 41:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا

Seketika, Rasulullah meneteskan air mata. 

 

Rasulullah menangis karena kehilangan orang-orang yang dicintainya

Putri Rasulullah SAW, Ummu Kultsum jatuh sakit. Ia merasakan kematiannya telah dekat dan ia tetap berada di tempat tidurnya. Ummu Kultsum tak pernah berhenti berzikir. Hingga pada pagi hari, Aisyah datang menemuinya. Ia mendapati Ummu Kultsum tengah berjuang di akhir hayatnya. Kabar itu pun disampaikan pada Rasulullah dan Utsman bin Affan.   

Saat Rasulullah tiba, putrinya itu berada pada saat-saat terakhirnya. Air mata Rasulullah menetes dari matanya. Ketika itu, Ummu Kultsum wafat. 

Asma bini Umais, Sofiyah binti Abdul Muthalib dan Ummu Atiyah Al Ansori dan Rasulullah SAW memandikan jasad Ummu Kultsum. Kemudian jasad Ummu Kultsum dibawa ke pemakaman Baqi dan dimakamkan di sana. Rasulullah ridho dengan takdir Allah. Ia berduka dengan kehilangan putrinya. Namun Rasulullah sabar. Peristiwanya itu terjadi pada Syaban tahun kesembilan Hijriah.

Dan Rasulullah juga menangis sampai orang-orang di sekitarnya pun ikut menangis ketika Rasulullah mengunjungi makam ibunya. Rasulullah juga menangis ketika putranya yakni Ibrahim meninggal.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement