IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief mengimbau vaksin lengkap dan booster pada jemaah tetap harus dijalankan. Demikian disampaikan Hilman pada Kegiatan Focus Group Discussion Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Umrah Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus Ditjen PHU di Hotel Bumi Wiyata Depok, Selasa (8/3).
"Pelaksanaan vaksin lengkap kepada jamaah Indonesia tetap harus diterapkan," katanya.
Karena menurutnya, vaksin lengkap masih menjadi persyaratan pemberangkatan ke Arab Saudi. Walaupun peraturan GACA dilonggarkan, kemungkinan Arab Saudi nantinya akan lebih teliti dengan melihat status vaksin yang ada.
Hilman mengatakan, adanya kebijakan terbaru dari Arab Saudi ini, sambung Hilman, tentu akan berpengaruh pada persiapan keberangkatan jemaah haji dan umrah kedepannya. Dengan adanya update kebijakan terbaru dari Arab Saudi, gambaran sistematis dan kajian mendetail terkait perkembangan umrah di Arab Saudi dan Indonesia saat ini diperlukan.
"Tujuannya untuk keberangkatan jamaah umrah dan haji kedepannya," jelasnya.
Hilman mengatakan, dengan positivity rates jamaah umroh yang saat ini menyentuh angka 35 persen perlu pertimbangan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan pihak terkait lainnya untuk membuat keputusan ini. Dengan adanya kasus 5 persen jamaah umrah yang melakukan pelanggaran, tentu antisipasi dan kewaspadaan pemerintah perlu ditingkatkan
"Dan diekplorasi terkait dengan sebab-sebab jemaah umroh Indonesia masih positif saat kepulangan di Tanah Air," kata Hilman.
Hilman menyampaikan, pihaknya akan melakukan analisis dan strategi mendalam terkait tingginya angka positivity rates pada jemaah umrah Indonesia saat ini. Pada analisis Januari 2022, jamaah mengalami kenaikan karena Arab Saudi juga sedang mengalami kenaikan kasus.
"Namun, pada Maret ini kita harus melakukan strategi mendalam kenapa jemaah kita masih mengalami tingkat positif yang cukup tinggi," katanya.
Selain dari pelanggaran yang terjadi, mitigasi lainnya adalah keterlambatan tes PCR karena hanya ada 3 vendor yang dipilih oleh Kedutaan Arab Saudi. Dengan adanya pertambahan jemaah umrah, kami sudah bicara ke Kedutaan agar ditambah vendornya karena jemaah umrahnya sudah mulai banyak.
Hilman berharap evaluasi dan analisis data akan terus dilakukan. Perlindungan jamaah dan penurunan angka positif saan kepulangan dan masalah yang terjadi di lapangan akan menjadi fokus utama dalam melakukan mitigasi kebijakan umroh selanjutnya.