IHRAM.CO.ID, SHUSHA -- Masjid Mamayi merupakan salah satu monumen sejarah dan keagamaan abad ke-19 kota Shusha. Monumen ini dibangun oleh Karbalayi Safikhan Garabaghi.
Dilansir dari laman Azertac pada Ahad (13/3), Kota Shusha terdiri dari 17 mahalla (distrik atau lingkungan) yang dibagi menjadi mahalla atas dan bawah. Semntara Masjid Mamayi terletak di jalan G. Askarov di Mamayi mahalla, yang merupakan bagian dari mahalla atas Shusha.
Adapun masjid ini terdiri dari dua lantai. Di lantai dua, terdapat mushola khusus wanita. Jendela di sisi lantai dua untuk penerangan aula. Lalu pintu masuk Masjid secara umum berbentuk asimetris. Tangga khusus telah dipasang di bagian belakang Masjid untuk mengakses bagian wanita. Hanya aula wanita yang bisa dicapai melalui tangga ini.
Kemudian juga terdapat empat kolom di Masjid. Kolom ini membaginya menjadi tiga bagian. Jendela-jendela di masjid ini dipasang oleh dua fasad utama bangunan dan altar. Di samping itu juga terdapat 'guldeste' (stan berbentuk tenda untuk muazin) di atap Masjid Mamayi. Itu menyerupai atap rumah segi empat lainnya dari bangunan tempat tinggal di kota Shusha.
Sebelumnya, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan Shusha sebagai “Ibukota Budaya” Azerbaijan. Ini adalah kota penting bersejarah di wilayah Nagorno-Karabakh yang baru-baru ini dibebaskan setelah 30 tahun dari pendudukan ilegal orang-orang Armenia. Shusha secara historis menjadi salah satu pusat penting kehidupan sejarah, budaya, sosial-politik Azerbaijan.
Presiden Aliyev memamerkannya sebagai Ibukota Budaya seluruh wilayah. Sementara wilayah itu disebut talah dibantai dan dikuasai secara ilegal oleh Armenia pada 8 Mei 1992.
Pada akhirnya 'Mutiara Karabakh' Shusha dibebaskan pada 8 November 2020. Ini dikenal sebagai simbol sejarah dan budaya Azerbaijan. Banyak di antara cendekiawan Azerbaijan terkemuka lahir di kota ini.