Rabu 06 Apr 2022 19:34 WIB

Keakraban Keluarga Investasi Ciptakan Kerukunan di Masyarakat 

Keakraban Keluarga Investasi Ciptakan Kerukunan di Masyarakat 

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Keakraban Keluarga Investasi Ciptakan Kerukunan di Masyarakat. Foto:   Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: pixabay
Keakraban Keluarga Investasi Ciptakan Kerukunan di Masyarakat. Foto: Ilustrasi Keluarga Bahagia

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas mengatakan, rumah tangga merupakan unit masyarakat yang terkecil. Namun, kehidupan di rumah tangga dalam Islam jelas menempati posisi yang sangat penting menciptakan hubungan keakraban di dalam keluarga, masyarakat bangsa dan negara. 

"Karena dia memainkan peranan yang sangat besar dan diperlukan dalam usaha kita untuk menciptakan dan mewujudkan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik," kata KH Anwar saat dihubungi Republika, Rabu (5/4).

Baca Juga

Menurutnya, keluarga merupakan salah satu medium yang diharapkan akan bisa menghantarkan kita untuk menanamkan dan mewujudkan hal demikian adalah melalui ibadah Puasa Ramadha. Karena di dalam bulan suci Ramadhan ini diharapkan keimanan kita akan ditempa dan pertemuan antara anggota keluarga akan bisa lebih intensif lagi dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. 

"Diharapkan pada bulan puasa Ramadhan ini seluruh anggota keluarga akan bisa berkumpul ketika berbuka puasa dan sahur bersama," katanya.

 

Sehingga dengan demikian interaksi dan komunikasi di antara anggota keluarga akan bisa lebih efektif lagi, apalagi kalau mereka bisa melakukan sholat tarawih berjamaah ke mesjid dan atau di rumah. 

Hal demikian tentu jelas akan memiliki arti dan makna yang sangat besar dalam menciptakan rasa keakraban dan kebersamaan di kalangan anggota keluarga, masyarakat, umat, bangsa dan negara. 

"Untuk itu masalah yang menyangkut keakraban dan kebersamaan ini menjadi penting kita bicarakan," katanya.

Karena kata dia, saat ini kita lihat masalah keakraban dan rasa kebersamaan di kalangan anggota keluarga, warga masyarakat, bangsa dan bernegara di negeri kita saat ini memang sedang terusik. Karena kehadiran dan mulai dominannya peran dari budaya yang lebih bersifat individualistik, hedonistik dan materialistik yang telah mengakibatkan rasa keakraban dan kebersamaan di antara kita bermasalah, baik dalam tingkat kehidupan keluarga, masyarakat, umat , bangsa dan negara.

"Di mana kita melihat hal demikian tampak semakin menipis di mana hubungan antara suami dan isteri, anak dan orang tua serta antara warga masyarakat, bangsa dan negara tampak sangat kering sehingga kedamaian, ketenangan dan kesejukan hidup dalam betumah tangga, berbangsa dan bernegara semakin hilang," katanya.

Akibatnya kita lihat pertengkaran dan percekcokan sangat sering mewarnai hubungan yang ada diantara anggota keluarga, masyarakat, umat, bangsa dan negara. Hal ini tentu saja tidak kita inginkan. 

Untuk itu usaha dan upaya kearah terciptanya sebuah kehidupan berumah tangga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang baik, yang aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia serta diridhoi oleh Allah swt tentu menjadi sesuatu yang harus kita usahakan dan upayakan.  Disinilah kita lihat kehadiran bulan suci Ramadhan benar-benar memberi arti dan makna.

"Karena bulan suci Ramadhan telah mengajari dan mengkondisikan kita di mana Allah SWT telah menyuruh kita untuk berpuasa dan atau mematuhi perintah-perintah dan ketentuanNya," katanya.

Serta di pihak lain puasa juga telah mengkondisikan kita dengan satu kehidupan yang memaksa dan membiasakan kita untuk hidup dalam kebersamaan lewat buka puasa bersama dan sholat tarawih bersama. Jadi bila kita bisa menangkap dan menghayati dengan baik kehadiran dari bulan suci Ramadhan ini maka kita akan sampai kepada satu kesimpulan bahwa bulan suci Ramadhan jelas akan sangat besar peran dan pengaruhnya bagi tumbuh dan berkembangnya keimanan kepada Allah SWT.

Serta rasa kebersamaan di antara kita baik dalam kehidupan keluarga maupun juga dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Karena ibadah puasa tidak hanya memiliki dan mengatur hubungan kita dengan Allah SWT saja tapi juga mengatur hubungan kita dengan sesama baik di tingkat keluarga, masyarakat, umat, bangsa dan negara. 

Bila nilai-nilai ini dapat kita fahami dan implementasikan dengan baik dalam kehidupan keseharian kita maka Insya Allah ridha Allah akan ada bersama kita sehingga hidup kita akan menjadi aman, tentram, damai dan bahagia. Bila hal itu bisa terjadi maka pertanyaannya bukankah hal demikian merupakan idaman dari kita semua. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement