REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Seorang warga negara Saudi yang bekerja di Ukraina telah mengungkapkan rincian dugaan tentang penahanannya yang 'mengerikan' di negara itu.
Dilansir dari The New Arab, Rabu (6/4/2022), berbicara kepada media Saudi, mantan tahanan yang ingin disembunyikan identitasnya itu mengatakan bahwa dia bekerja sebagai manajer penjualan dan analis ekonomi di sebuah perusahaan akuntansi di Ukraina.
Kemudian suatu waktu dia ditangkap oleh polisi Ukraina setelah diduga merekam lalu lintas yang bepergian ke arah yang berbeda, untuk menunjukkan pemandangan yang berbeda.
Setelah ditahan dan dipaksa membuka pakaian dalamnya, pria itu ditanya: "Siapa (Vladimir) Putin? dan apa artinya dia bagi Anda?" kata polisi.
"Putin adalah presiden Rusia, dan dia tidak berarti apa-apa bagi saya," kata pria Saudi itu.
Pria Saudi itu mengisahkan, petugas polisi memaksanya untuk mengutuk Putin, kemudian mengumpulkan personel dan mulai menertawakannya ketika warga negara Saudi itu terus memaki pemimpin Rusia.
Dia mengatakan petugas mulai merekamnya saat dia mengutuk Putin, lalu saat dia hampir menangis, pria itu dibebaskan.
Pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari. Konflik sejauh ini telah membuat jutaan orang Ukraina mengungsi dan mengakibatkan kehancuran yang meluas.
Awal pekan ini, rincian serangan yang dilakukan oleh pasukan Rusia di pinggiran kota Kiev, Bucha, menyebabkan kemarahan berbagai pihak.
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov menyebut pembicaraan damai sedang berlanjut. Namun setiap kali ada harapan untuk kemajuan dalam negosiasi, beberapa hambatan seketika muncul.
Dia mencontohkan “kepalsuan” situasi yang berlangsung di Bucha. Pasukan mereka dituduh menargetkan dan membantai warga sipil di kota-kota sekitar Kiev, terutama Bucha. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan mayat-mayat warga sipil bergelimpangan di jalanan kota Bucha.