Jumat 08 Apr 2022 13:07 WIB

Wapres: Puasa Menjadikan Manusia Sebagai Orang Bertakwa

Dalam menjalankan puasa terdapat esensi untuk menahan diri dari nafsu.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wapres KH Maruf Amin
Foto: Dok Republika
Wapres KH Maruf Amin

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Puasa merupakan perintah Allah SWT untuk menjadikan manusia sebagai orang yang bertakwa (muttaqin). Sebab, dalam menjalankan puasa terdapat esensi untuk menahan diri dari nafsu yang merupakan ciri orang bertakwa. Hal itu diungkap Wakil Presiden KH Maruf Amin saat memberikan tausiyah Ramadhan di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Kiai Maruf mengatakan, dalam pelaksanaan puasa, khususnya di bulan Ramadhan, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga

"Marilah kita jadikan puasa ini puasa yang dapat menghantarkan kita menjadi orang muttaqin. Karena memang amal yang diterima oleh Allah adalah amalan yang muttaaqin," kata Wapres.

Kiai Ma'ruf menyampaikan, bagi seorang muslim, selain menjadi hamba yang beriman juga penting untuk menjadi orang yang muttaqin. Sebab, orang yang muttaqin mendapat kedudukan paling tinggi menurut pandangan Allah.

“Kita tidak cukup hanya menjadi seorang mukmin saja. Makanya Allah mengatakan Ya ayyuhalladzina aamanuu kutiba ‘alaikumushiyaam, dan akhirnya supaya kita menjadi la’allakum tattaqun. Artinya menjadi orang muttaqin, kita tidak cukup menjadi mukminin, tidak juga cukup menjadi muslimin, tapi juga harus menjadi muttaqin," ungkapnya.

Melalui puasa, lanjut Kiai Ma'ruf, dapat menjadi banteng yang sangat baik untuk melawan musuh terbesar dalam diri seseorang, yaitu hawa nafsunya. Dengan berpuasa, selain menahan lapar dan haus, individu juga dilatih serta ditempa untuk mengendalikan diri.

Sehingga, pengamalan ibadah puasa pun menjadi jembatan pendekat bagi seorang hamba dengan penciptanya.

“Apa hubungannya dengan puasa? Puasa itu intinya adalah imsak, menahan diri. Orang yang bisa menjalankan perintah Allah dengan baik, meninggalkan larangan dengan baik, pada hakikatnya adalah orang yang bisa menguasai dirinya. Menguasai diri dari pengaruh hawa nafsu, yang ingin melanggar, yang ingin tidak menjalankan perintah Allah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement