Jumat 15 Apr 2022 21:58 WIB

Arab Saudi-Cina Kembali Sepakati Penguatan Kemitraan Strategis 

Arab Saudi dan china mempunyai komitmen kerja sama di berbagai bidang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kerja sama Arab Saudi China. Arab Saudi dan china mempunyai komitmen kerja sama di berbagai bidang
Foto: Republika
Ilustrasi kerja sama Arab Saudi China. Arab Saudi dan china mempunyai komitmen kerja sama di berbagai bidang

IHRAM.CO.ID, RAMALLAH – Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping, Jumat (15/4/2022). Mereka membahas tentang upaya meningkatkan kemitraan strategis antara kedua negara. 

Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, pada kesempatan itu, Pangeran MBS dan Xi Jinping membahas tentang cara memajukan pekerjaan Saudi-Chinese Joint Committee.

Baca Juga

“Kedua belah pihak juga sepakat melakukan lebih banyak upaya untuk meningkatkan kemitraan dan hubungan strategis antara kedua negara sahabat,” lapor SPA. 

Selain kemitraan bilateral, Xi dan Pangeran MBS juga membahas tentang perkembangan situasi di lingkup regional dan internasional. Xi memuji peran Arab Saudi di kawasan atas upayanya membawa perdamaian dan stabilitas ke Yaman. 

Percakapan terakhir antara Pangeran MBS dan Xi Jinping terjadi pada Maret lalu. Kala itu, Pangeran MBS menyampaikan belasungkawa kepada Xi atas insiden jatuhnya pesawat China Eastern Airlines. Sebanyak 132 orang, termasuk awak, tewas dalam kecelakaan tersebut. 

Arab Saudi dan China adalah mitra strategis yang komprehensif dengan pertukaran perdagangan yang kuat dan ingin melanjutkan hubungan bilateral yang erat dan mengembangkannya menjadi kemitraan strategis jangka panjang yang melindungi kepentingan bersama. Arab Saudi adalah salah satu pemasok minyak mentah teratas China dan pasar penting untuk ekspornya. 

Pada Maret lalu, Arab Saudi turut memperkuat kerja sama energi dengan Cina. Perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, setuju membangun proyek penyulingan dan bahan kimia bernilai miliaran dolar yang akan memanfaatkan permintaan masa depan Negeri Tirai Bambu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement