IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memberi selamat kepada Shehbaz Sharif atas keterpilihannya sebagai Perdana Menteri (PM) Pakistan yang baru. Naiknya Sharif ke tampuk kekuasaan terjadi setelah penggulingan mantan PM Imran Khan yang menuduh Amerika terlibat dalam konspirasi yang memaksanya turun dari kekuasaan.
Khan diberhentikan pada Ahad (10/4/2022) setelah mendapat mosi tidak percaya. Sharif dipilih oleh anggota parlemen Pakistan pada hari berikutnya.
"Amerika Serikat mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Pakistan terpilih yang baru, Shehbaz Sharif dan kami berharap dapat melanjutkan kerja sama jangka panjang kami dengan pemerintah Pakistan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan dilansir dari The New Arab, Rabu (13/4/2022).
"Amerika Serikat memandang Pakistan yang kuat, makmur, dan demokratis sebagai hal yang esensial bagi kepentingan kedua negara kita," tambahnya.
Dalam sejarah negara itu, memang tidak ada perdana menteri yang pernah menjabat penuh di Pakistan. Tetapi Khan adalah orang pertama yang kehilangan jabatannya melalui mosi tidak percaya, sebuah kekalahan yang tidak dia terima dengan baik.
Dia mencoba segalanya untuk tetap berkuasa setelah kehilangan mayoritas di parlemen, termasuk membubarkan majelis dan mengadakan pemilihan baru. Tetapi Mahkamah Agung menganggap semua tindakannya ilegal dan memerintahkan anggota parlemen untuk berkumpul kembali dan memberikan suara.
Khan menegaskan dia telah menjadi korban konspirasi perubahan rezim yang melibatkan Washington dan lawan-lawannya, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Amerika Serikat. Menampik penyataan Khan, Sharif menjanjikan penyelidikan atas tuduhan Khan.
"Jika sedikit bukti diberikan terhadap kami, saya akan segera mengundurkan diri," katanya kepada parlemen.
Dia mungkin juga memikirkan kembali keselarasan global Pakistan, yang menjauh dari Washington di bawah Khan dan lebih dekat ke Rusia dan China sebagai mitra ekonomi yang vital.