Selasa 26 Apr 2022 09:00 WIB

Sejarah Umroh Qadha Rasulullah dan Para Sahabat

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melaksanakan umroh qadha saat perjanjian Hudaibiya

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Setiap Muhajirin menunggu ingin melihat daerah tempat ia dilahirkan, ingin melihat rumah tempat ia dibesarkan, teman-teman yang ditinggalkan. Ia ingin menghirup udara harum tanah airnya yang suci itu, dengan penuh rasa hormat dan syahdu’ ingin menyentuh bumi daerah suci dan kudus yang penuh berkah itu, yang telah melahirkan Rasul, dan tempat wahyu pertama kali diturunkan. 
 
Orang akan dapat membayangkan suasana kemeriahan yang baru satu-satunya terjadi itu, yang bergerak karena di dorong oleh rasa iman, terbawa oleh Rumah yang oleh Allah dijadikan tempat manusia berkumpul dan tempat yang aman. Dengan mata hatinya orang akan melihat betapa besarnya rasa kegembiraan mereka itu. 
 
"Orang-orang yang sudah pernah dirintangi hendak menunaikan kewajiban suci itu berangkat dengan penuh kegembiraan, akan memasuki Makkah dalam keadaan aman, dengan bercukur kepala atau bergunting tanpa merasa takut lagi," katanya.
 
Bilamana Quraisy sudah mengetahui kedatangan Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, mereka segera keluar dari Makkah, sesuai dengan bunyi persetujuan Hudaibiya. Mereka pergi ke bukit-bukit berdekatan dan di tempat itu mereka memasang kemah dan yang lain ada pula yang berteduh di bawah-bawah pohon.
 
Dari atas bukit Abu Qubais dan dari atas Hira, atau dari semua tempat ketinggian yang dapat melihat ke Makkah, orang-orang Makkah itu menjenguk, dengan mata ingin tahu, ingin melihat orang yang dengan kawan-kawannya itu dulu terusir, ketika mereka kini datang memasuki Rumah Suci, tanpa ada lagi pihak yang mengalangi. 
 
"Sekarang kaum Muslimin sudah mulai menyusur dari arah utara Mekah," katanya.
 
Abdullah b. Rawaha ketika itu memegang tali keluan al-Qashwa’ sedang sahabat-sahabat besar lainnya berada di sekeliling Nabi ‘alaihissalam. Barisan yang berjalan di belakang mereka itu terdiri dari orang-orang yang berjalan kaki dan yang duduk di atas unta.
 
Begitu Rumah Suci itu terlihat dihadapan mereka serentak kaum Muslimin itu semua bergema dalam satu suara berseru:
 
" Labbaika, labbaika!"
 
Lantunan talbiyah mereka ucapkan dengan hati dan jiwa tertuju semata kepada Allah Yang Maha Agung, berkeliling dalam satu lingkaran dengan penuh harap dan hormat kepada Rasul yang telah diutus Allah dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, yang akan mengatasi semua agama. Sebenarnya ini adalah suatu pemandangan yang sungguh unik dalam sejarah, yang dapat menggetarkan segenap penjuru tempat itu, dan yang telah dapat menawan hati orang musyrik ke dalam Islam, betapa pun kerasnya mereka bertahan pada paganisma. 
 

 

Pada pemandangan yang unik itulah mata penduduk Makkah tertaut. Sementara suara yang keluar dari kalbu menggema: Labbaika, labbaika! tetap menembus telinga dan menggetarkan jantung mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement