Rabu 27 Apr 2022 05:57 WIB

Memahami Ketakutan dan Harapan Komunitas Kristen Kubti Mesir

Memahami Ketakutan dan Harapan Komunitas Kristen Kubti Mesir

Rep: Adhysa Citra Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
 Memahami Ketakutan dan Harapan Komunitas Kristen Kubti Mesir. Foto:  Umat Kristen Koptik di Mesir
Foto: istimewa
Memahami Ketakutan dan Harapan Komunitas Kristen Kubti Mesir. Foto: Umat Kristen Koptik di Mesir

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Kubti merupakan kelompok etnoreligius sekaligus kelompok beragam Kristen terbesar di Mesir. Sejak dulu hingga di zaman moderen, komunitas Kristen Kubti kerap menghadapi ancaman kekerasan.

Di era Romawi, para penganut Kristen Kubti menjadi sasaran persekusi berdarah. St Mark yang merupakan pendiri Gereja Ortodoks Kubti juga tewas secara brutal pada 68 Masehi. Gereja Ortodoks Kubti telah memisahkan diri dari komunitas Kristen lainya sejak abad kelima, setelah adanya ketidaksepakatan mendasar mengenai sifat keilahian Kristus.

Baca Juga

Di masa pemerintahan Kaisar Romawi Diocletian pada 245-313 Masehi, terjadi peristiwa Persekusi Diocletianis di mana ada ratusan umat Kristiani yang dibunuh di Alexandria.

Setelah kebangkitan Islam dan penaklukan Mesir di abad ketujuh, memang sempat ada periode persekusi yang terisolasi. Namun selama berabad-abad setelahnya, komunitas Kubti mendapatkan perlakuan yang cukup baik.

Di era moderen, komunitas Kubti di Mesir menghadapi gelombang kekerasan di tangan ekstrimis. Serangan bom menewaskan sebagian penganut Kristen Kubti seraya menghancurkan gereja-gereja mereka.

Sejak 1970-an, banyak orang Kubti yang bermigrasi ke negara-negara Barat, tertuama Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris. Mereka melakukan hal tersebut karena didorong oleh ketakutan atau tekanan ekonomi.

Meski begitu, saat ini banyak pimpinan Kubti yang lebih optimistis dalam melihat masa depan. Terlebih dengan semakin membaiknya hubungan antara umat Muslim dan Kristiani yang hidup berdampingan.

"Salah satu hal terpenting bagi orang Kubti saat ini, di Mesir dan luar negeri, adalah dalam beberapa puluh tahun ke belakang kami telah melihat kehidupan umat Muslim dan Kristiani yang berdampingan dengan jauh lebih harmonis," jelas Uskup Agung Anba Angaelos, seperti dilansir ArabNews

Sumber

https://www.arabnews.com/node/2069161/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement