IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana bersama peserta lainnya menjajal simulasi helikopter jatuh ke dasar laut atau helicopter Underwater Escape Training (HUET). Simulasi ini bagian dari materi pembinaan jiwa korsa kepada panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan di Lakespra.
Pantauan Republika, sebelum melakukan simulasi HUET di dalam kolam renang sedalam lima meter ini, dr Anwar Lewa sebagai istruktur simulasi HUET memberikan pengarah apa yang mesti dilakukan saat menjajal berada di dalam HUET. Pengarahan ini perlu disampaikan, sehingga ketika mencoba simulasi HUET tidak mengalami cidera.
"Harus tenang lihat situasi, dalam dalam kondisi emergency tidak boleh gugup kita harus tenang kita harus melihat jalan lolos tercepat dan terbaik," tutur dr Anwar Lewa kepada Budi sebelum masuk ke HUET, Rabu (10/5/2022).
Ketika sudah masuk ke dalam HUET, dr Anwar Lewa juga mengintruksikan kepada peserta untuk melakukan BURN RED (Brace position, Unbreath, (tahan nafas) Rotation, Never forget physical reference (supaya tidak lupa jalan keluar) Release Exit Debrief.
Meski simulasi, HUET ini benar-benar tenggelam ke dalam air selama beberapa saat. Dan yang paling menegangkan dari simulasi ini, HUET berputar sampai 350 derajat dengan lama waktu berada dalam air kurang lebih 10 detik. HUET ini diputarkan remote mesin crane.
Sungguh menegangkan, jika kedaan ini benar-benar terjadi dialami diri kita sendiri saat melakukan perjalanan ke suatu wilayah. Di sinilah kata Budi, seorang petugas kesehatan haji harus tanggap dengan segala resiko yang akan terjadi.
"Di sinilah pentingnya pembinaan jiwa korsa di Lakespra," kata Budi sebelum penjajalan.
Budi mengatakan, tujuan dirinya mencoba simulasi helikopter jatuh ini untuk menguji nyalinya. Paling tidak bisa merasakan bagaimana seorang jatuh pesawatnya ke laut.
"Melatih mental dan belajar untuk berani," katanya.
Setelah simulasikan menolong pesawat jamaah jatuh ke dasar laut
HUET, Budi menjajal melakukan menyelam di bawah air (diving). Sebelum menyelam, dia juga diberikan beberapa instruksi untuk mengurangi resiko cidera Serda Parma sebagai instruktur penyelam.
Sebelum memberikan intruksi teknik penyeleman, Serda Parma mengenalkab alat scuba diver. Scuba diver ini terdiri dari tabung, selang dan alat-alat lainnya untuk menyelam.
Serda Parma mengatakan, pada saat di dalam air harus melakukan falsafah dengan tiga cara. Pertama menggoyangkan rahang, menelan air ludah dan memijit hidung oleh ibu jari dan telunjuk secara bersamaan.
"Tujuannya untuk menyamakan tekanan yang di dalam tubuh dan di luar tubuh," katanya.