IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan angka kematian pada jamaah haji indonesia tertinggi dibandingkan Malaysia dan India. Untuk itu para petugas kesehatan haji harus berusaha menurunkan angka kematian jamaah.
"Dibandingkan dengan negara lain dengan India ataupun Malaysia angka kematian jamaah haji Indonesia masih tinggi," kata Budi saat menutup pelatihan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) bidang kesehatan Arab Saudi di Lakespra, Kamis (12/5).
Menurutnya angkat kematian jamaah haji India kurang lebih 1 permil, sementara Malaysia 0,3 permil. Sementara Indonesia angka kematian jamaah haji 2 permil, tahun ini angka kematianya harus diturunkan.
"India angka kematiannya berkisar di antara kurang lebih 1 permil, Malaysia lebih hebat lagi angka kematian terkahir 2019 ada 0,3 permil," katanya.
Sebelumnya pada pembukaan pelatihan jiwa korsa di lakespra, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nurgraha mengatakan, selama 15 tahun terakhir kematian jamaah haji Indonesia tertinggi. Kemenkes melalui Pusat Kesehatan Haji akan terus berusaha agar kematian jamaah haji tahun ini bisa ditekan.
"Berdasarkan evaluasi yang kita lakukan selama 15 tahun terakhir menyelenggarakan haji, kita sadari angka kematian jamaah haji Indonesia masih tinggi masih di sekitar 2 permil pertahun," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha saat memberi pengarahan kepada PPIH Arab Saudi, dalam upacara, di Lakespra, Selasa (10/5).
Kunta mengatakan, jika kuota haji Indonesia pertahunnya sekitar 200 ribu berarti ada sekitar 300 sampai 400 jamaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci. Angka kematian ini yang harus sama-sama diturunkan pada tahun.
"Angka ini memang masih jauh dari harapan kita," katanya.
Menurutnya, jika melihat catatan medis menunjukan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi kematian jamaah haji. Pertqma adalah usia dan perilaku dan salah satu contoh dari prilaku ini adalah akibat adanya kelelahan.
"Akibat aktivitas ritual ibadah yang mungkin tidak disesuai kan dengan kondisi fisik jamaah," katanya.
Untuk itu dia mengingatkan kepada para petugas kesehatan haji yang berangkat tahun ini untuk bisa memberikan edukasi. Sehingga jamaah haji tidak melakukan aktivitas yang berlebihan saat saat tiba di Saudi.
"Inilah hal yang mungkin perlu kita tekankan dan kita perlu edukasi pada saat nanti kita di Arab Saudi nanti," katanya.
Untuk itu dia mengingatkan agar para peserta latih PPIH Arab Saudi biang kesehatan ini serius mengikuti pelatihan bersama tenaga-tenaga ahli di Lakespra. Selain itu dia juga meminta peserta tetap menjaga kesehatan.
"Saya harap seluruh peserta dan panitia tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik selama berlangsung nya pelatihan ini," katanya.
Karena pelatihan ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19 yang semua harus waspada dengan masih terjadinya penularan. Untuk itu para peserta harus tetap menjaga protokol kesehatan.
"Peserta pelatihan yang saya hormati kita sadari bahwa setelah 2 tahun ini kita tidak memberangkat kan jamaah haji karena pandemi Covid-19," katanya.
Kunta bersyukur penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dapat diselenggarakan. Sehingga jamaah haji Indonesia yang sudah memenuhi persyarat bisa diberangkatkan.
"Alhamdulilah atas ikhtiar dan doa kita semua di tahun ini Indonesia akan kembali memberangkat kan jamaah haji dengan kuota sekitar 100.051 ribu orang," katanya.