Kamis 19 May 2022 21:30 WIB

Pelajar Perempuan Afghanistan: Saya Hanya Ingin Sekolah

Taliban melarang anak perempuan ke sekolah.

Rep: Mabruroh/ Red: Agung Sasongko
 Gadis-gadis Afghanistan berpartisipasi dalam pelajaran di Sekolah Menengah Wanita Tajrobawai di Herat, Afghanistan pada 25 November 2021.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Gadis-gadis Afghanistan berpartisipasi dalam pelajaran di Sekolah Menengah Wanita Tajrobawai di Herat, Afghanistan pada 25 November 2021.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Parvana (14) dari provinsi Kabul tidak dapat menghadiri sekolah formal karena ketakutan akan kekerasan, tetapi malah menghadiri kelas pendidikan berbasis komunitas yang dikelola oleh Save the Children. 

“Ketika saudara laki-laki saya pergi ke sekolah dan saya sebelumnya tidak bisa, saya merasa tidak enak. Yang saya inginkan hanyalah pergi ke sekolah, belajar, menjadi seseorang di masa depan dan membuat keluarga saya dan orang-orang dari daerah ini bangga," kata Parvana dilansir Alaraby

Baca Juga

 

“Pendidikan tidak hanya penting untuk anak perempuan tetapi semua orang harus dididik. Tidak ada orang yang dilahirkan untuk tinggal di rumah. Kami dilahirkan untuk bekerja keras, belajar, dan mencapai tujuan kami," tambahnya. 

 

“Orang-orang takut ketika transisi kekuasaan terjadi, karena mereka tidak mengizinkan banyak anak perempuan pergi ke fasilitas pendidikan. Bahkan jika mereka diizinkan, anak perempuan terlalu takut untuk pergi ke kelas,” ungkapnya.

Diperkirakan hampir delapan juta anak usia sekolah membutuhkan dukungan untuk mengakses pendidikan saat ini di Afghanistan meningkat dari 2,6 juta dibandingkan tahun lalu.

Ketidakamanan, kemiskinan, tradisi budaya, infrastruktur yang buruk, materi pembelajaran yang tidak memadai dan kurangnya guru perempuan dan laki-laki yang berkualitas terus menjadi hambatan bagi anak-anak untuk mengakses pendidikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement