Sabtu 21 May 2022 18:19 WIB

Tips Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Ekstrem Bagi Jamaah Haji Ketika Berada di Arab Saudi

Apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapi cuaca panas ekstrem di Arab Saudi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Wukuf di Arafah tagun 1935. Kala itu cuaca sangat ekstrim dan arafah belium ada pepohonan seperti sekarang.
Foto: gahetna.nl
Wukuf di Arafah tagun 1935. Kala itu cuaca sangat ekstrim dan arafah belium ada pepohonan seperti sekarang.

JAKARTA-- Cuaca pada operasional haji tahun ini akan terjadi panas ekstrem. Untuk itu masing-masing jamaah harus mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan.

 Anggota tim promosi kesehatan (promkes) PPIH Arab Saudi, Dian Septika Sari menyampaikan, sedikitnya ada delapan hal penting yang harus dilakukan jamaah haji menghadapi cuaca panas. Di antaranya:

Pertama, menjaga asupan makanan dan minuman yang cukup. Minum minimal 2 liter perhari. Menurutnya, terkadang sebagian jamaah terlalu fokus beribadah sehingga melupakan asupan makan dan minum. 

"Padahal tubuh memerlukan energi dari makanan dan cairan yang cukup," kata Dian saat menyampaikan tips menjaga kesehatan dari cuaca panas, Rabu (18/5/2022)

 

Kedua, sedapat mungkin hindari paparan sinar matahari ke tubuh secara langsung. Misalnya dengan menggunakan payung atau penutup kepala, serta berusaha untuk tawaf di area dalam masjidil haram yang terlindung dari sinar matahari langsung. 

"Hal ini dapat dilakukan jika benar-benar tidak kuat panas saat tawaf di areal terbuka di sekitar Ka’bah," katanya.

Ketiga, pada saat melaksanakan Ibadah wukuf di arafah pun sebaiknya tetap tinggal dalam tenda. Jangan berdiam diri di tanah lapang luar tenda tanpa ada keperluan yang mendesak. 

"Begitu pula pada saat perjalanan untuk melempar jumrah. Sebaiknya menggunakan payung untuk terhindar dari paparan sinar matahari langsung," katanya.

Keempat, pilihlah waktu beribadah di mana suhu yang dirasakan tidak terlalu panas. Misalnya lakukanlah tawaf dan melempar jumrah pada pagi atau sore hari di saat suhu udara yang dirasakan lebih dingin daripada siang hari.

Kelima, sediakan selalu bekal air minum saat sedang beribadah, jangan menunggu sampai HAUS. Sebagian jamaah haji kurang memperhatikan asupan air minumnya. Bisa jadi karena malas untuk ke kamar kecil dan malas untuk berwudhu kembali. 

"Perlu diperhatikan bahwa kondisi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) adalah kondisi yang sangat berbahaya terutama di saat cuaca panas yang ekstrem," katanya.

Enam, sediakan sprayer atau botol penyemprot air. Jika suhu yang dirasakan sudah sedemikian menyengat, maka kita bisa menyemprotkan air ke bagian tubuh kita terutama bagian kepala, leher, dan bahu untuk menurunkan suhu tubuh kita. 

"Penyemprotan dapat dilakukan sesering mungkin terutama saat bagian tubuh yang basah sudah mengering kembali," katanya.

Ketujuh, melakukan perlindungan kulit dari kekeringan dan iritasi yang diakibatkan oleh paparan sinar matahari dengan krim pelembab dan perlindungan dari sinar UV. Dan kedelapan jika mengalami tanda dan gejala dehidrasi, segera hubungi petugas kesehatan terdekat.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement