IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menekankan transformasi digital mesti segera diimplementasikan di madrasah. Hal ini disebut sebagai upaya meningkatkan literasi, serta menyiapkan talenta di bidang teknologi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Isom Yusqi menyebut upaya mewujudkan ekosistem digital dan layanan pembelajaran ditempuh dengan fokus lebih spesifik, setidaknya dalam dua tahun terakhir.
"Program peningkatan mutu pendidikan madrasah dilakukan dengan langkah penyertaan langsung 50 ribu madrasah dan 300 ribu guru, tenaga pendidikan dan manajemen di tingkat pusat dan daerah (hingga tahun 2024) dalam bentuk berbagai pelatihan digital dan dukungan terkait," kata dia dalam pesan yang diterima Republika, Selasa (24/5/2022).
Meski dukungan ini disebut belum mampu menjangkau keseluruhan madrasah, namun diharapkan madrasah penerima dukungan langsung dapat menjadi madrasah induk. Nantinya, mereka mampu memberi pengaruh dan dampak kualitas bagi madrasah yang belum menerima dukungan.
Menurut Statistik Pendidikan Islam Kementerian Agama 2020/2021 semester genap, jenjang madrasah terbanyak berada pada jenjang Raudlatul Athfal (RA) yakni sebanyak 30.148 RA. Berikutnya, jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 25.840 MI, Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 18.380 MTs dan sisanya Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 9.150 MA.
Di sisi lain, ia menyebut transformasi digital di madrasah bertumpu pada tiga pijakan. Pertama, menghindari kegiatan bersifat material belaka.
"Semangat dan implementasi tranformasi digital madrasah tidak boleh hanya dipahami sebagai pengadaan sarana digital semata, dan meminggirkan nilai esensial pada saat yang bersamaan," lanjut dia.
Nilai terpenting, kata M Isom, adalah membangun budaya digital dan kapasitas pendukung yang relevan. Tranformasi digital madrasah paling pertama adalah mengenai SDM (kepala madrasah, guru, dan siswa) bukan pada material (barang adaan).