REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ramalan cuaca memperingatkan lebih banyak badai pasir akan terjadi setelah Riyadh kembali diselimuti debu yang menyesakkan.
Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan cuaca untuk ibu kota Saudi, meluas ke wilayah Madinah dan gubernur Yanbu, Al-Rais dan Yanbu Al-Nakhl. Juga akan ada badai debu di AlUla dan Khaybar.
"Partikel debu di wilayah utara, tengah, dan selatan dan interior masih terjadi,” kata juru bicara pusat Hussain Al-Qahtani, dilansir Arab News, Rabu (25/5/2/2022).
Lebih dari 1.200 orang bulan ini pergi ke rumah sakit di Kerajaan karena menderita kesulitan bernapas, tetapi fenomena ini meluas ke seluruh wilayah. Badai pasir parah telah menyelimuti bagian dari Iran, Irak, Suriah dan Kuwait selama sebulan terakhir.
Badai telah mengirim ribuan orang ke rumah sakit dan mengakibatkan setidaknya satu kematian di Irak dan tiga di Suriah timur. Badai pasir biasa terjadi di akhir musim semi dan musim panas, didorong oleh angin musiman, tetapi tahun ini di Irak terjadi hampir setiap minggu.
Kementerian Kesehatan Irak menimbun tabung oksigen di fasilitas di daerah yang terkena dampak parah. Di Suriah, departemen medis disiagakan saat badai pasir menghantam provinsi timur Deir Ezzor.
Iran menutup sekolah dan kantor pemerintah di Teheran pekan lalu saat badai pasir melanda negara itu. Badai pasir melanda paling parah di wilayah gurun barat daya Khuzestan, di mana lebih dari 800 orang mencari pengobatan untuk kesulitan bernapas. Puluhan penerbangan dari Iran barat dibatalkan atau ditunda.
Untuk kedua kalinya bulan ini, Bandara Internasional Kuwait menangguhkan semua penerbangan karena debu. Video menunjukkan jalan-jalan yang sebagian besar kosong dengan visibilitas yang buruk.
“Ini adalah masalah di seluruh wilayah tetapi setiap negara memiliki tingkat kerentanan dan kelemahan yang berbeda,” ucap ahli geoarkeolog di Universitas Al-Qadisiyah di Baghdad Jaafar Jotheri.
https://www.arabnews.com/node/2089096/saudi-arabia