IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kementerian Agama (Kemenag), Prof Kamaruddin Amin, menyampaikan, moderasi beragama yang digaungkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf berbeda dengan paham liberalisme. Moderasi beragama tidak pernah mengajarkan semua agama benar.
"Moderasi beragama bagi umat Islam tetap mengajarkan Islam sebagai agama paling benar dan agama yang mengantarkan kita menuju surga dan ridha Allah,” kata Kamaruddin melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Senin (30/5/2022).
Ia menjelaskan, moderasi beragama bermakna memiliki keyakinan terhadap Islam secara kokoh. Tetapi perlu saling menghormati dan menghargai tanpa harus menista serta menghina yang berbeda keyakinan.
"Kalau liberal itu mengabaikan teks keagamaan bahkan mengabaikan apa yang sudah disepakati secara umum dan juga menggunakan rasio secara bebas, itu bukanlah moderasi beragama," ujarnya.
Oleh karena itu, Kamaruddin menekankan, moderasi beragama mengajarkan seluruh pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agama yang dipercayainya secara militan. Tetapi harus bisa menghargai dan menghormati orang yang memiliki keyakinan yang berbeda.
"Apapun agamanya harus bisa menghargai pilihan orang lain. Karena seluruh warga negara bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama di hadapan negara," jelasnya.
Kamaruddin menambahkan, banyak masyarakat yang tidak memahami moderasi beragama. Sehingga beredar kabar tidak benar tentang program prioritas pemerintahan Jokowi-Ma’ruf tersebut.
“Ada yang mengatakan moderasi beragama itu mendangkalkan akidah, pesan dari barat, dan beragama setengah-setengah. Sama sekali tidak betul," kata Kamaruddin.