Ahad 12 Jun 2022 12:12 WIB

Berburu Raudhah

Wajar Raudhah dijuluki taman surga karena memang tak semua bisa masuk ke dalamnya.

Raudah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Raudah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, Laporan Wartawan Republika, Ahmad Syalaby Ichsan dari Madinah

Raudhah menjadi tempat ‘buruan’ jamaah haji dari berbagai belahan dunia yang tiba di Madinah sejak 4 Juni lalu. Banyak orang yang ingin berdoa di Raudhah sehingga Pemerintah Saudi membatasi lewat  aplikasi. Apalagi, haji musim ini merupakan kali pertama setelah sempat ditutup dua tahun pada masa pandemi bagi jamaah internasional.

Kami pun mafhum adanya pembatasan ini. Menurut beberapa referensi, tempat yang berada diantara rumah (makam Nabi) dan mimbar masjid ini hanya seluas 330 m2. Jika tidak diatur, agak ngeri membayangkan padatnya Raudhah pada musim haji ini.

Untuk memasuki Raudhah, saya bersama kawan-kawan tim Media Center Haji (MCH) pun mengunduh aplikasi Eatmarna. Platform ini mengatur jadwal masuk jamaah ke  tempat di mana dahulu Rasulullah SAW menyampaikan petuah Rabbani. Tidak sulit untuk mengunduhnya. Cukup cari di Playstore yang tersedia di telepon pintar maka aplikasi itu akan muncul.

Setelah memilih pengaturan bahasa Inggris, maka pengguna Eatmarna diarahkan ke beranda. Kita bisa memilih visitor kemudian mengisi beberapa kolom yang tersedia. Ada nama, nomor paspor, nomor visa, kewarganegaraan, nomor ponsel, hingga e-mail.

Setelah itu, kita pun diminta untuk membuat password untuk memasuki aplikasi tersebut. Jika semua sudah terisi, maka kita akan mendapatkan nomor OTP (On Time Password) sebagai langkah verifikasi. Kemudian, kita diarahkan untuk mengisi jadwal kunjungan sesuai dengan status hari yang sudah disediakan. Hanya jadwal berwarna hijau yang bisa dipilih oleh pengguna.  

Saya beruntung bisa mengisi aplikasi dengan lancar. Sayangnya, ada beberapa teman yang mengalami kesulitan sehingga gagal mengisi aplikasi tersebut. Kolom kewarganegaraan di akun mereka tak memiliki pilihan. Meski demikian, kami semua memutuskan untuk tetap pergi ke Raudhah yang sudah terjadwal pada Kamis pukul 01.00-01.30 WAS dini hari.

Perjalanan antara Kantor Daker Madinah ke Masjid Nabawi memakan waktu berkisar 20 menit jalan kaki. Setibanya di Masjid Nabawi, kami  langsung masuk masjid menuju gerbang 22. Tujuan kami menuju pintu Bab As-Salam, pintu masuk untuk ziarah ke makam Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar. Barikade sudah terpasang. Kami berputar menuju antrean untuk menuju ke Raudhah. Di tengah jalan, tampak aplikasi di ponsel saya tidak aktif.  

Platform di telepon pintar pabrikan Taiwan itu memunculkan simbol bulat tanda tak ada koneksi. Saya pun meminta kawan seperjalanan untuk mengaktifkan hotspot-nya.

Jaringan internet teman yang menggunakan nomor lokal Arab Saudi ternyata normal. Ponsel pintar saya yang menggunakan nomor provider Indonesia lantas meminjam koneksi dari nomor tersebut. Alhasil, aplikasi itu bisa kembali normal untuk saya tunjukkan kepada petugas jaga.

Singkat cerita, saya dan kawan-kawan berhasil masuk untuk sholat dan berdoa. Bagi  teman yang belum berhasil mengisi aplikasi, mereka ‘mengakalinya’ dengan tangkapan layar akun teman. Para askar memang sekadar melihat ponsel jamaah. Mereka tak menggunakan alat scan untuk memindai barcode yang telah didapat dari aplikasi. Lainnya, sekadar menunjukkan tasrekh (surat izin) liputan yang tersimpan dalam dokumen digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement