IHRAM.CO.ID, Laporan Wartawan Republika, Ahmad Syalaby Ichsan dari Madinah
Lelaki itu tampak khusyuk dalam sholatnya. Di atas kursi roda, dia mengisyaratkan gerakan sederhana. Selepas sholat, Mardi Ali Umar (64 tahun) tampak diam. Matanya seolah berbicara untuk minta bantuan. Saya yang sejak tadi mencuri pandang pun menghampiri jamaah haji asal Embarkasi Padang tersebut. Setelah mencium tangan dan berkenalan, saya menghampirinya. Dia langsung meminta tolong.
“Dik bantu buka tas saya di belakang ya,” ujar dia di Masjid Nabawi, Madinah, Kamis (9/6). Saya pun mengikuti instruksinya. Di dalam tas berbahan katun itu, tersimpan handuk biru dan sebuah Alquran. Kakek itu meminta saya mengeluarkannya dari tasnya.
Instruksi selanjutnya, saya diminta untuk meletakkan handuk tersebut di atas kakinya yang kurus. Handuk itu untuk melapisi Alquran yang hendak Mardi baca. Saya sempat menawarkan diri untuk mengantarnya ke pemondokan selepas dia beribadah. Penderita stroke itu menolak dengan halus. “Saya sudah ada yang antar,” kata dia.
Meski tak bisa bergerak dengan normal, Mardi Ali Umar (64 tahun) bisa menunaikan ibadah di Masjid Nabawi tanpa gangguan. Mardi ditempatkan di lokasi khusus jamaah disabilitas yang berada tepat di belakang Gerbang 22 Masjid Nabawi. Dia beribadah bersama empat jamaah lansia berkursi roda lainnya. Rata-rata, mereka adalah jamaah Indonesia yang mengalami stroke.
Area sholat khusus difabel ini memang tidak seberapa besar. Meski demikian, jumlahnya bisa menampung sekitar sepuluh jamaah. Ada tiga kursi roda yang disiapkan bagi jamaah yang membutuhkan. Jika ada jamaah sehat coba-coba sholat di area itu, askar atau jamaah lainnya akan menegurnya. Mereka diminta untuk keluar dari sana.
Peristiwa ini yang disaksikan jamaah asal Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Cukmang (64 tahun). Meski berkursi roda, lelaki asal Lampung ini tampak berdesakan dengan jamaah lainnya yang masih normal saat menunaikan Sholat Jumat. Beruntung, seorang jamaah berpakaian Arab menegur mereka agar segera meninggalkan area khusus tersebut.
Selain menyediakan area difabel, otoritas Masjid Nabawi menyediakan jalur khusus bagi para jamaah berkursi roda yang hendak berziarah ke Makam Rasulullah SAW. Mereka bahkan diperbolehkan berhenti sejenak tepat di depan makam nabi yang sejajar dengan makam Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Mereka pun menyampaikan salam kepada Rasulullah dan para sahabatnya.
Tak hanya itu, kaum difabel juga mendapatkan prioritas ke Raudhah. Mereka boleh masuk ke lokasi yang bertempat diantara Makam Rasulullah dengan mimbar masjid tersebut tanpa harus menunjukkan aplikasi. Fasilitas lainnya yakni toilet khusus difabel. Mereka pun bisa ke toilet tersebut dengan eskalator.