Namun, Rafa menerima takdir itu dengan ikhlas. Dia akan mendoakan ibunya di Tanah Suci. "Ya, di sana mau doain ibu," kata Rafa.
Ayah Rafa, Abdul Hakim menjelaskan dia mendaftar haji pada 2012 bersama istri dan anak laki-lakinya, Miqdad Hakim Dewantara. Saat itu, Miqdad masih duduk di kelas lima sekolah dasar (SD).
"Saya mendaftarkan anak untuk berangkat haji sejak kecil supaya dia mendapat keberkahan," kata pria yang menjabat sebagai Kepala Desa Pamayahan tersebut.
Semestinya, Abdul Hakim bersama istri dan anak laki-lakinya itu berangkat haji pada 2019. Namun, saat itu anaknya masih berumur 17 tahun lewat 10 bulan.
Sedangkan syarat berangkat haji minimal umur 18 tahun. "Waktu itu umurnya kurang dua bulan," ujar Abdul.
Abdul Hakim dan istrinya akhirnya ikut memundurkan pemberangkatan haji mereka pada tahun berikutnya, yakni 2020 agar bisa berangkat bersama anaknya. Namun, pada 2020 dan 2021, pemberangkatan haji ditiadakan akibat pandemi Covid-19.
Pasutri itu semestinya berangkat bersama-sama pada pemberangkatan haji tahun ini. Namun, sang istri meninggal dunia pada akhir Februari 2022.