IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Sebanyak 60 peziarah dari Selandia Baru melakukan haji tahun ini sebagai tamu Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman. Para peziarah ini termasuk mereka yang menderita luka-luka atau anggota keluarga dari mereka yang meninggal dalam serangan bom masjid Selandia Baru.
Raja Salman telah memerintahkan untuk mengundang keluarga para korban serta mereka yang terluka dalam serangan teror untuk haji pada Agustus 2019. Sebanyak 200 peziarah datang untuk melakukan haji pada 2019, namun beberapa dari mereka tidak dapat hadir, karena dirawat di rumah sakit akibat cedera atau beberapa anggota keluarga almarhum tidak dapat menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Duta Besar Saudi untuk Selandia Baru Abdul Rahman Al-Suhaibani mengatakan bahwa kelompok ini merupakan kelompok terakhir peziarah yang merupakan penerima manfaat dari inisiatif Raja untuk menampung jamaah Selandia Baru.
“Penyusunan daftar calon haji terseleksi dilakukan melalui koordinasi dan kerja sama antara kedutaan dengan Kementerian Haji dan Umrah,” kata dia dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (8/7/2022).
Dia mencatat Raja Salman memerintahkan untuk menjamu keluarga para korban serta yang terluka untuk melakukan haji pada 2019 setelah serangan teroris Christchurch pada 15 Maret 2019, di mana 51 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
“Kedutaan, berkoordinasi dengan Federasi Masyarakat Islam Selandia Baru, memfasilitasi ziarah 200 orang. Sejumlah yang terluka tidak dapat melakukan perjalanan karena cedera atau karena alasan kesehatan dan medis,” tambahnya.
Seorang supremasi kulit putih berkebangsaan Australia melakukan serangan mengerikan dengan memasuki dua masjid saat sholat Jumat. Dia mulai menembaki jamaah di Masjid Al-Noor dan kemudian di Linwood Islamic Center. Teroris itu ditangkap saat mengemudi ke masjid ketiga dalam upaya untuk melanjutkan penembakannya.
Menurut Al-Suhaibani, para peziarah termasuk Fareed Ahmed yang cacat dan kehilangan istrinya. Penyerang membunuh istrinya ketika dia mencoba menyelamatkannya dari pembunuhan di Masjid Al-Noor.
Perdana Menteri Jacinda Ardern dan pejabat tinggi Selandia Baru lainnya menghadiri upacara peringatan bagi para martir dan terluka yang diselenggarakan oleh pemerintah Selandia Baru dua minggu setelah serangan. Dalam upacara tersebut, Fareed Ahmed menyampaikan pidato di mana ia mengumumkan pengampunan bagi pembunuh Australia sejalan dengan pentingnya pengampunan dalam agama Islam.