IHRAM.CO.ID, JAKARTA - Aisyiyah mendorong penguatan keluarga dengan berbagai program. "Program ini berisi tentang perlindungan anak, terutama terkait Pernikahan Anak (Nikahus Shagir) dan tentu saja juga program Pembinaan Perkawinan dan Calon Pengantin (Catin)," kata Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Shoimah Kastolani, Rabu (13/7/2022).
Tak hanya itu, program yang berisikan antisipasi stunting juga disebut terus digalakkan. Ia menyebut pernikahan anak menjadi salah satu sumber lahirnya bayi stunting.
Program perkawinan yang cukup dewasa disebut menjadi salah satu perhatian utamanya bagi calon pengantin. Yang jelas, ia menyebut catin harus sudah menyelesaikan wajib belajar sampai SMA dan mendorong meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.
Jika yang akan menikah selama sekolah mengambil jurusan SMK, maka ia menyebut perlu bekerja dulu baru menikah. Tentu saja, yang tidak kalah penting adalah hadirnya pendidikan akhlaq pergaulan.
"Kalau kami, ya ditekankan pada akhlaq pergaulan. Bagaimana menjaga aurat, disampaikan ayat-ayat tentang perzinahan dan dampak dari perzinahan," lanjutnya.
Di sisi lain, ia menyebut pihaknya sangat menjaga jangan sampai ada kekerasan seksual di lingkungan pendidikan 'Aisyiyah maupun Muhammadiyah.
Bagi 'Aisyiyah, peserta catin ini melibatkan anak-anak SMA/SMK. Di dalam pendidikan, disampaikan pula materi tentang pemahaman seksual pada kurikulum, bukan hanya pada mata pelajaran agama tetapi juga mata pelajaran umum, seperti melalui biologi.
Terakhir, Shoimah menyebut pihaknya belum memiliki data terkait berapa jumlah pernikahan anak di Indonesia. Namun, ia menilai keberadaan media sosial (medsos) menjadikan anak mendapatkan informasi yang luas dan tidak terkontrol.
"Karena dari medsos ini menjadikan anak lebih banyak mendapat informasi yang luas, kalau tidak ada pendampingan juga membahayakan. Maka, akhlaq berbedsospun kita sampaikan kepada catin," ucap dia.