Kamis 14 Jul 2022 20:05 WIB

Ditemukan Tersesat di Mina, Jamaah tanpa Identitas Ditelusuri

Nama Hamidah tak ada dalam data Siskohat dan PIHK.

Rep: A Syalaby Icshan/ Red: Agung Sasongko
Hamidah binti Muslimin (kiri) saat diantar oleh Wakasatops Armuzna Harun Al Rasyid ke Kantor Daker Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (13/7).
Foto: Republika/A Syalabi Ichsan
Hamidah binti Muslimin (kiri) saat diantar oleh Wakasatops Armuzna Harun Al Rasyid ke Kantor Daker Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (13/7).

IHRAM.CO.ID,MAKKAH — Seorang jamaah haji perempuan asal Indonesia Hamidah binti Muslimin ditemukan oleh Satgas Mina pada saat malam ke-12 Dzulhijjah yang mendatangi tenda misi haji di Mina. Wakil Kepala Satuan Operasi Armuzna Harun Al Rasyid menjelaskan, Hamidah datang tanpa identitas dan tidak diantar oleh siapapun. 

“Saat kita sedang sibuk melayani tamu-tamu Allah yang melakukan jumrah Ula, Wustha, Aqabah di Jamarat tiba-tiba kedatangan ibu ini tanpa pengantaran,”ujar Harun di Makkah, Arab Saudi, Rabu (13/7). 

Baca Juga

Menurut Harun, pihaknya pun melacak identitas Hamidah bermodalkan nama dan orang tuanya di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Ternyata, ujar Harun, namanya tidak ditemukan. Petugas pun mempersilakan ibu tersebut untuk menginap di tenda misi haji mengingat hari yang sudah larut.  Menurut Harun, ibu itu diperlakukan layaknya jamaah reguler yang resmi berangkat dari Indonesia.

“Kita urus sebagaimana jamaah kemudian besoknya ditanya lagi informasi tapi tidak ditemukan juga. Akhirnya dengan inisiatif kami dan rekan-rekan petugas PPIH, kami bawa ke kantor Daker Makkah,”ujar dia.  

Harun menjelaskan, ibu tersebut  akan diteruskan ke pihak Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Menurut dia, hal tersebut sudah menjadi kewenangan KJRI jika ada hal yang merugikan jamaah. Dia menjelaskan, apabila ada yang merugikan jamaah dengan pemberangkatan tersebut harus diberikan hukuman. 

Untuk sementara, Harun menjelaskan, pihaknya masih menggunakan praduga tidak bersalah untuk mengusut kasus tersebut. Menurut dia, masih ada kemungkinan jika ibu tersebut menggunakan visa resmi mengingat kebenaran identitas yang disampaikan ibu itu belum bisa dikonfirmasi.

 “Tapi kita mungkin bisa curiga bahwa visa yang dgunakan bisa jadi visa-visa yang tidak resmi atau bisa visa ziarah tapi itu praduga mudah-mudahan tidak dialami ibu ini,”jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement