Rabu 20 Jul 2022 06:36 WIB

Indonesia-Uni Emirat Arab Kerja Sama Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan

Kerja sama berfokus pada penelitian dan kapasitas produksi VTD.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rizka Andalucia (kedua kiri) mendengarkan paparan hasil penelitian berupa alat kesehatan dan diagnostik kit saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/7/2022). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka berdiskusi dengan Senat Akademik ITB untuk merumuskan kebijakan terkait penelitian dan inovasi ITB dalam pelayanan kesehatan berbasis sains dan teknologi.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rizka Andalucia (kedua kiri) mendengarkan paparan hasil penelitian berupa alat kesehatan dan diagnostik kit saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/7/2022). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka berdiskusi dengan Senat Akademik ITB untuk merumuskan kebijakan terkait penelitian dan inovasi ITB dalam pelayanan kesehatan berbasis sains dan teknologi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Wakil Asisten Sekretaris Kebijakan dan Perizinan Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan dan Pencegahan Uni Emirat Arab (UEA) Amin Al Ameeri pada acara Bussiness Forum on the visit of MOHAP EUA pada Selasa (19/7/2022). Pertemuan ini membahas kerja sama bilateral antar kedua negara terkait industri farmasi dan alat kesehatan.

Menkes menyebutkan bahwa salah satu fokus utama dari kerjasama antara kedua negara adalah membangun lebih banyak penelitian dan kapasitas produksi yang terdistribusi pada vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD). Penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemerataan dan akses yang lebih baik untuk setiap negara ketika pandemi berikutnya melanda.

Baca Juga

Hal ini mengingat memasuki tahun ketiga pandemi, dunia masih menghadapi COVID-19 serta ancaman dari varian barunya. Untuk itu, akses terhadap VTD serta perbaikan sistem pelayanan kesehatan, menjadi komponen vital sehingga perlu diperkuat untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 dan mengakhiri fase akut pandemi.

Menkes optimis Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu memenuhi supply farmasi dan alat kesehatan global. Indonesia memiliki 5 produsen vaksin, 220 produsen farmasi, serta lebih dari 650 produsen alat kesehatan yang sebagian besar telah diakui dalam standar global, dengan pengalaman mengekspor produk ke seluruh dunia.

“Kami percaya kemitraan bilateral adalah salah satu jalan untuk mencapai perawatan kesehatan yang lebih baik, sistem kesehatan yang lebih tangguh, dan berkontribusi pada upaya global dalam menangani pandemi di masa depan,” tutur Menkes.

Menkes berharap adanya kolaborasi ini menjadi peluang besar serta menjadi awal yang baik dalam kerangka penguatan arsitektur kesehatan global yang sempat tertekan akibat pandemi COVID-19. Pihaknya berharap kerja sama sektor kesehatan antarkedua negara bisa terus ditingkatkan.

“Saya percaya dan berharap melalui kolaborasi ini, dapat membuka peluang yang sangat besar untuk penguatan sistem kesehatan dua negara,” harap Menkes.

Advertisement