Rabu 20 Jul 2022 16:45 WIB

Umat Islam di ASEAN Diajak Jaga Kebersamaan Melalui Masjid

Jumlah masjid di ASEAN diperkirakan mencapai 900 ribu.

Rep: Fauziyah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla saat sambutan dalam Konferensi Internasional Komunitas Masjid Asean Tahun 2022 di Gedung DMI, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/7).
Foto:

Selain itu, bantuan juga menurut JK, bisa dalam bentuk pendidikan menjadi imam yang baik dan cara mengelola masjid dengan baik. "Nanti mereka kita undang untuk belajar. Bisa ke Indonesia atau Malaysia atau Brunei Darussalam, yang dikenal sebagai tiga negara dengan mayoritas Islam di Asean," katanya.

"Itulah inti dari pertemuan ini kita lakukan, bagaimana agar komunitas masjid di Asean bisa memberikan dukungan secara positif bagi umat Islam di kawasan Asean itu sendiri. Ini juga untuk menjaga kebersamaan dalam membangun Islam yang wasathiyah," ujar JK.

Kegiatan tersebut diikuti sejumlah negara di Asean, yakni Indonesia dan Malaysia yang hadir secara Offline serta Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Myanmar, Timor Leste, Singapura dan Kamboja yang hadir secara online.

Kegiatan yang digagas DMI mendapat apresiasi dari Kementerian Agama. Dirjen Binmas Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin juga menyampaikan terima kasih kepada DMI atas kegiatan tersebut. Bagi Kemenag RI, masjid merupakan alat instrumental dan fundemantal dalam membangun komunitas seperti yang dilakukan Rasulullah saat hijrah yang membangun masjid terlebih dahulu.

"Rasulullah Membangun masjid sebagai bagian upaya membangun komunitas saat hijrah," kata Kamaruddin Amin.

Namun demikian, ia mengingatkan tantang terbesar di era perkembangan teknologi saat ini, khususnya di kalangan masjid. Berdasarkan riset Kementerian Agama, masjid juga sangat berpotensi untuk dipenetrasi oleh paham-paham keagamaan yang tidak moderat, tidak wasathiyah, dan paham ekstrim.  

"Ini mengemuka dalam riset yang kami lakukan. Dan yang menjadi salah satu penyebab adalah rendahnya literasi dan pemahaman para takmir-takmir masjid." ujar Kamaruddin.

Padahal, takmir memegang peran penting dalam sebuah masjid. sebab takmir menjadi penentu dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di setiap masjid, seperti khatib, penceramah pengajian dan kegiatan lainnya. "Takmir harus memiliki literasi yang baik, pemahaman yang tinggi karena sangat sentral dalam menjalankan fungsi agama, ekonomi, budaya dan lainnya yang bisa dikembangkan dari masjid," kata dia. 

 

Sebagai tindak lanjut tersebut, ia berharap agar takmir-takmir masjid bisa menjadi perhatian bagi masjid-masjid yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement