IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Banjir bandang terjadi akibat hujan lebat di provinsi Fars, Iran selatan. Menurut Kepala Departemen manajemen krisis Fars Khalil Abdollahi pada Sabtu (23/7/202), sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan satu orang hilang.
Pejabat kelompok bantuan Masyarakat Bulan Sabit Merah setempat menyatakan 150 responden darurat dan unit udara sedang bekerja di tempat kejadian di kota Estahban, 174km timur ibukota provinsi, Shiraz. Foto-foto yang dirilis oleh lembaga itu menunjukkan penyelamat berjalan di tanah kering yang retak sementara yang lain bekerja di antara alang-alang.
Menurut kantor berita resmi pemerintah IRNA, pemimpin wilayah Estahban Yousef Kargar mengatakan, hujan lebat pada Jumat (22/7/2022) di bagian tengah wilayah Estahban menyebabkan banjir. Video yang diposting di media lokal dan sosial menunjukkan mobil-mobil terperangkap di air yang naik dan terbawa arus.
Sementara orang tua berusaha menyelamatkan anak-anak mereka dari kendaraan. Dikutip dari Aljazirah, banjir terjadi pada akhir pekan musim panas di Iran, ketika keluarga cenderung pergi ke daerah yang lebih dingin seperti tepi sungai, tepi danau, dan lembah.
Iran telah mengalami kekeringan berulang selama dekade terakhir, tetapi juga telah menyaksikan banjir. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim memperkuat cuaca ekstrem, termasuk kekeringan serta potensi peningkatan intensitas badai hujan. Pada 2019, banjir besar di selatan negara itu menewaskan sedikitnya 76 orang dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan lebih dari dua miliar dolar AS.
Sedangkan awal tahun ini dilaporkan dua orang awalnya dikabarkan meninggal dalam banjir bandang di Fars ketika hujan lebat melanda daerah itu. Namun jumlah korban meningkat menjadi setidaknya delapan di sana dan di tempat lain di selatan Iran.