Senin 25 Jul 2022 19:00 WIB

MUI: Masjid Harus Maksimal Jadi Pusat Literasi Keagamaan yang Baik

Masjid harus secara maksimal dijadikan sebagai pusat literasi keagamaan yang baik

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET
Foto: Republika/Yogi Ardhi Cahyadi
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, masjid harus secara maksimal dijadikan sebagai pusat literasi keagamaan yang baik, dan penguatan Islam moderat dan ukhuwah Islamiyah. Dia mengatakan, perlu dirumuskan secara matang tentang format kerjasama antarmasjid di ASEAN dalam rangka memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Beberapa masalah lain yang muncul dan dihadapi oleh umat Islam, lanjut Sudarnoto, antara lain ialah semakin merebak dan berkembangnya Islamofobia di banyak negara yang juga perlu menjadi agenda dan perhatian dalam konferensi. Atas masukan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), PBB sudah menetapkan sebuah keputusan penting untuk melawan Islamofobia.

Baca Juga

Sudarnoto mengungkapkan, masukan OKI dan keputusan PBB itu menunjukkan bahwa gerakan Islamofobia sudah mencapai tingkat yang sangat menghawatirkan. Tidak saja sekadar sangat mengganggu dan merusak Islam dan umat islam, pemikiran dan gerakan Islamofobia juga merusak atau menginjak-injak kedaulatan dan martabat manusia, dan bahkan hukum internasional.

Pemikiran dan gerakan Islamofobia, menurut Sudarnoto, adalah musuh bersama lintas agama, budaya dan bangsa. Untuk itu, masjid di mana pun harus menjadi salah satu instrumen penting dalam melakukan perlawanan terhadap pemikiran dan gerakan Islamofobia ini dengan cara-cara yang berkeadaban.

"Isu lain yang menurut saya penting menjadi perhatian ialah Masjid Al-Aqsha yang dalam waktu panjang terancam oleh tindakan-tindakan brutal zionis Israel. Masjid Al-Aqsha sebagai tempat ibadah menjadi tidak aman karena sering diinjak-injak dan diserang oleh kelompok-kelompok ekstrem Yahudi dan didukung oleh tentara Israel," tuturnya.

Sudarnoto mengatakan, masyarakat dan penguasa zionis Israel benar-benar menunjukkan kebencian yang sangat luar biasa. Ini mengancam eksistensi Masjid Al-Aqsha sebagai masjid yang sangat bersejarah dan dijaga oleh umat Islam selain Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah Arab Saudi. Karena itu, menurutnya, konferensi diharapkan melahirkan sebuah resolusi penting tentang pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsha.

"Selamat dan apresiasi yang tinggi atas diselenggarakannya konferensi ini. Semoga berjalan lancar dan berhasil merumuskan pandangan-pandangan penting dari seluruh peserta terutama dalam rangka mentakmirkan masjid khususnya yang ada di wilayah Asia Tenggara, memperkokoh jamaah dan kerjasama antarmasjid, memaksimalkan pemanfataan masjid sebagai pusat ibadah, taklim (pendidikan) atau literasi keagamaan dan peradaban, ekonomi dan kemanusiaan, dan dakwah Islamiyah," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement