IHRAM.CO.ID, KHARTOUM -- Program Pangan Dunia PBB (WFP) di Sudan menyebut telah menerima sumbangan sebesar Rp 1,4 triliun dari Bank Dunia. Dana ini dikatakan sebagai upaya untuk membantu dana darurat dan krisis pangan di Sudan.
Dalam kontribusi langsung pertama antara dua badan PBB di negara itu, Proyek Jaring Pengaman Darurat Sudan bertujuan memberikan bantuan tunai untuk masyarakat. Terutama terkait bantuan makanan kepada lebih dari dua juta orang di seluruh negara miskin dan dilanda krisis, termasuk bagi mereka yang mengungsi.
“WFP sangat berterima kasih kepada Bank Dunia atas kontribusi yang murah hati ini, pada saat yang genting di Sudan ketika semakin banyak orang tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang,” kata Perwakilan dan Direktur Negara WFP di Sudan Eddie Rowe, dilansir dari Saudi Gazette, Kamis (28/7/2022).
Krisis ekonomi dan politik negara telah berkembang lebih intens karena meningkatnya inflasi, konflik dan migrasi. Itu diperburuk oleh guncangan iklim, termasuk kekeringan dan banjir, dan panen yang buruk yang semuanya telah meningkatkan kerawanan pangan di seluruh Sudan.
"Karena kelaparan terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Sepertiga dari populasi menghadapi kerawanan pangan," kata WFP.
Pada September, hingga 18 juta orang atau 40 persen dari populasi dapat mengalami kelaparan, menurut Penilaian Ketahanan dan Kerentanan Pangan Komprehensif yang dirilis pada bulan Juni. Di Sudan, WFP bekerja menopang orang-orang yang menghadapi kelaparan akut sambil mengatasi akar penyebab kerawanan pangan.
Proyek yang baru diluncurkan akan memungkinkan badan bantuan pangan PBB untuk menyelamatkan nyawa sambil meletakkan dasar untuk sistem jaring pengaman sosial yang lebih bertarget di Sudan. Dengan mendukung yang paling rentan untuk menahan guncangan dan membangun mata pencaharian yang lebih tangguh untuk jangka panjang.
“Pendanaan ini akan membantu mengurangi krisis kelaparan yang membayangi di Sudan dan menginformasikan sistem jaring pengaman sosial di masa depan untuk negara yang paling rentan yang tidak hanya menyelamatkan tetapi juga mengubah kehidupan,” kata Rowe.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
