IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH) dan Sumber Daya Alam (SDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hidayat Tri Sutardjo mengungkap, MUI sejak lama telah berusaha mewujudkan ramah lingkungan berbasis masjid. Menurut dia, pihaknya memulainya dengan pelatihan dai sejak 2018 lalu, yang mana di situ ada dai sanitasi air, dai tata kelola sampah, dai mangrove, dan ada dai hambut.
"Dan itu semuanya tersrtruktur, tersistematis, terarah dan berkelanjutan. Dan kita bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada, termasuk dengan perintah melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove," kata dia.
Menurut dia, selama ini organisasi Islam memang terkesan bekerja sendiri-sendiri untuk beperan mengatasi masalah lingkungan. Namun, dengan adanya Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestaria ini, dia berharap semua elemen umat Islam bisa bersatu padu melakukan aksi nyata.
"Jadi kita tahu kemampuan kita masing-masing. NU dengan umatnya dan pesantrennya, Muhamamdiyah dengan umatnya dan perguruan tingginya yang luar biasa. Coba bayangkan kalau NU melalui pesantrennya saja, Muhamamdiyah melalui sekolah dan kampusnya itu sudah ramah lingkungan, berarti berapa sumbangan lingkungan kepada negara," jelas Hidayat.
Hidayat Tri menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya bersama para inisiator Kongres Islam untuk Indonesia Lestari akan melakukan sosialisasi terkait tujuh risalah yang sudah dideklarasikan, termasuk kepada pemerintah. Dia yakin pemerintah akan sangat terbantu jika hasil kongres tersebut bisa teralisir secara nyata
"Dalam waktu terdekat kita akan sosialisasikan hasil tujuh poin ini, baik kepada pemerintah maupun kepada lembaga-lembaga terkait. Kemudian kita akan melakukan diskusi secara rutin untuk merumuskan aksi-aksi nyata dan siapa yang akan mengerjakan dan melakukan, termasuk sumber pendanaan dan sebagainya," kata Hidayat.