IHRAM.CO.ID, Kota Lingkar memiliki empat gerbang utama, yakni gerbang Kufah, Basra, Syam (Suriah), dan Khurasan. Gerbang Kufah dan Basra yang masing-masing membentang dari selatan ke barat dan dari selatan ke timur merupakan gerbang yang membuat situs Kota Lingkar menarik. Sebab, kedua gerbang tersebut menghadap ke arah kanal Sarat, yang merupakan jaringan saluran air. Dari kedua gerbang itu, air dari Sungai Efrat mengalir ke Sungai Tigris.
Dari masing-masing gerbang terbentang jalan utama menuju pusat Kota Lingkar. Di sepanjang jalan inilah hiruk-pikuk kegiatan ekonomi masyarakat Kota Lingkar sangat terasa. Selain barisan toko-toko, para pedagang pun kerap menggelar bazar di jalan-jalan tersebut. Sedangkan, ketika menginjak pusat kota akan tampak istana untuk anak-anak khalifah.
Di sana juga berdiri rumah sakit untuk staf kerajaan dan pegawai, dapur khalifah, barak penjaga kuda, dan kantor-kantor pemerintahan lainnya. Seluruh area pusat kota dijaga oleh polisi kerajaan.Tak hanya itu, di pusat Kota Lingkar juga terhampar kebun sawit yang subur.
Bila dibandingkan dengan permukiman dan jalan arteri yang menjadi titik sentral kegiatan ekonomi, pusat Kota Lingkar terbilang cukup lengang kecuali pada dua bangunan penting di kota itu yakni Masjid Agung dan Istana Khalifah.
Masjid Agung Kota Lingkar berdiri di atas lahan seluas 27 ribu meter persegi. Masjid agung pertama di Baghdad tersebut tidak hanya berfungsi menampung seluruh masyarakat untuk beribadah tetapi sekaligus sebagai penanda bahwa Kekhalifahan Abbasiyah dihuni oleh hamba-hamba Allah yang paling kuat dan terkenal di Bumi.
Istana Khalifah al-Mansur merupakan bangunan termegah di Kota Lingkar. Selain luasnya yang mencapai 100 ribu meter persegi, arsitektur bangunannya pun tampak menonjol dengan kubah berwarna hijau setinggi 39 meter. Di dekat kubah, berjaga seorang tentara berkuda yang akan memantau jikalau ada musuh yang datang.
Yaqubi mencatat, pembangunan Kota Lingkar yang rampung pada 766 merupakan proyek konstruksi terbesar dalam dunia Islam. Sekitar 100 ribu pekerja terlibat dalam proses pembangunan. Para pekerja itu meliputi berbagai bidang keahlian, seperti arsitek, tukang kayu, dan pandai besi. Dipekerjakan pula ribuan penggali dan buruh biasa. Mereka direkrut dari seluruh wilayah Kekhalifahan Abbasiyah.