Kamis 08 Sep 2022 19:40 WIB

Mengenal Bangunan Sabil-Kuttab Mustafa Kamal III

Sabil-Kuttab Mustafa Kamal III merupakan salah satu warisan peradaban Islam.

Sabill Kuttab Mustafa Kamal III di Kairo, Mesir.
Foto: Egyptopia.com
Sabill Kuttab Mustafa Kamal III di Kairo, Mesir.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sabil-Kuttab Mustafa Kamal III merupakan salah satu warisan peradaban Islam di masa lalu yang masih terawat baik. Bangunan ini adalah salah satu di antara 300 lebih bangunan bersejarah yang didirikan Sultan Turki Utsmani di Kairo.Bangunan ini berada di seberang kanal Masjid Sayyida Zainab yang kondang itu.

Sabil adalah air mancur umum yang bisa diminum secara gratis oleh masyarakat, sedangkan Kuttab adalah tempat belajar bagi anak-anak yatim untuk membaca dan menulis. Arsitektur sabil-kuttab memadukan gaya bangunan khas Istanbul dengan tradisi lokal asli Kairo. Salah satu yang menakjubkan dari ba ngunan ini adalah interiornya yang dihiasi dengan 2.500 ubin dinding Belanda berhias lukisan bunga dan pemandangan.

Baca Juga

Sabil-kuttab adalah kontribusi khas Kairo untuk arsitektur Islam. Sebagai tempat yang me nawarkan air minum gratis, sabil sangat berarti bagi masyarakat karena sumur-sumur di Kairo umumnya menghasilkan air payau. Se dangkan, kuttab menjadi tempat untuk men didik anak yatim yang jumlahnya banyak. Di Kairo, keduanya dipadukan sebagai ladang amal untuk umat Islam.

Sejarah mencatat, Kairo pernah dikuasai Dinasti Mamluk selama kurang lebih 250 tahun. Namun, dinasti ini jatuh ketika tentara Tur ki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Selim Yavuz memasuki Kairo pada 1517 M. Kendati demikian, kesultanan besar Turki itu tetap mempertahankan gaya bangunan Dinasti Mamluk.

Pada abad ke-16 dan 17, saat dikuasai Turki Utsmani, bangunan yang didirikan praktis tidak dapat dibedakan dengan penguasa Kairo sebelumnya, yakni Mamluk. Namun, pada pertengahan abad ke-18, di tengah kuatnya pengaruh Utsmani maka mulai muncul bangunan-bangunan dengan sentuhan arsitektur Turki. Sebut saja, misalnya, sabil-kuttab karya arsitek Abdul Rahman Katkhuda pada 1744 M. Secara arsitektur, bangunan itu memadukan gaya tradisional Kairo dan Istanbul.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement