IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Baitul Mal Aceh menyiapkan dana infak sebesar Rp6 miliar untuk pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok di setiap gampong atau desa seluruh Aceh, sebagai upaya menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Rahmad Raden mengatakan dana infak tahun 2022 itu menyasar kelompok yang terdiri dari usaha berbasis gampong, dayah atau pesantren dan usaha kelompok masyarakat.
?Total anggaran yang disiapkan untuk usaha kelompok ini mencapai Rp6 miliar yang diperuntukkan bagi 60 kelompok penerima,? kata Rahmad Raden.
Ia menjelaskan, untuk sasaran usaha berbasis gampong atau Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) , Baitul Mal Aceh bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh.
Bahkan, kata dia, Baitul Mal Aceh telah menandatangani kerjasama dengan DPMG Aceh dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat gampong.
?Jika tahun 2021 kerjasama hanya berdurasi satu tahun, maka tahun ini kerjasamanya hingga 30 Desember 2024 agar pendampingan bisa dilakukan lebih maksimal,? katanya.
Rahmad menjelaskan kerjasama pada 2021 dilakukan untuk mengintervensi 29 usaha tumbuh dan berkembang berbasis BUMG. Usaha yang dibantu meliputi, peternakan domba, budidaya ikan air tawar, percetakan batu bata, alat dan fasilitas usaha pariwisata dan pertanian.
?Sasaran usaha adalah usaha produktif berbasis kearifan lokal dan sesuai dengan potensi dan sumber daya manusia yang tersedia di masing-masing gampong,? kata Rahmad.
Baitul Mal Aceh berharap unit usaha yang digerakkan BUMG tersebut dapat berkembang dengan baik, sehingga usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja ataupun skema bagi hasil usaha bagi penerima manfaat (mustahik) dalam gampong.
Menurut Rahmad kerjasama itu merupakan komitmen bersama dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat terutama terkait dengan pengentasan kemiskinan di Tanah Rencong.
Sementara itu, Kepala DPMG Aceh Zulkifli mengatakan pihaknya memiliki fungsi pembinaan terhadap BUMG yang jumlahnya sekitar 6.000 unit di seluruh Aceh, tentu dibutuhkan sinergi dengan para pihak.
?Salah satunya dengan Baitul Mal Aceh, sehingga diharapkan usaha yang dijalankan oleh BUMG bisa meningkat nilai tambahnya,? kata Zulkifli.
DPMG Aceh terus mendorong akselerasi ekonomi gampong melalui beberapa pendekatan, di antaranya pendekatan kawasan dan optimalisasi dana desa untuk menumbuhkan inisiatif ekonomi berbasis gampong melalui BUMG.
Selain itu, ujar dia, pihaknya juga mengintervensi khusus melalui kelompok masyarakat di lokasi yang angka kemiskinan masih cukup tinggi dengan pola pendekatan yang berbasis potensi setempat.