Jumat 23 Sep 2022 19:44 WIB

Semangat Nurudin Mahmud Bebaskan Baitul Makdis Diteruskan Shalahuddin Al-Ayyubi

Pasukan Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan kader madrasah yang dibangun Nurudin Mahmud.

Saladin
Foto: wordpress.com
Saladin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sultan Nuruddin Mahmud Zanki wafat dalam usia 56 tahun akibat sakit komplikasi tenggorokan.Putranya yang masih berusia 11 tahun, as-Shalih Ismail al-Malik, kemudian menjadi penerusnya. Di satu sisi, pergantian kepemimpinan ini dapat dibaca sebagai senjakala Dinasti Zankiyah. Sebab, lambat laun Shalahuddin Yusuf bin Ayyub alias Shalahuddin al-Ayyubi menjadi penguasa Muslim terkemuka yang mampu menyatukan Mesir dan Syam.

Di sisi lain, sosok yang disebut bangsa-bangsa Eropa sebagai Saladin itu meneruskan spirit Nuruddin dalam berjihad membebaskan Baitul Makdis dari tangan Pasukan Salib. Terlebih lagi, pendiri Dinasti Ayyubiyah itu sejak kecil ditempa oleh alim ulama yang alumni madrasah Qadiriyah.

Baca Juga

Shalahuddin adalah putra Najamuddin Ayyub bin Syadzi, seorang panglima suku Kurdi Rawadiyah. Banyak Muslimin dari suku bangsa tersebut yang belajar pada madrasah-madrasah al- Adawiyah. Begitu tumbuh mendewasa, mereka turut dalam kancah pertempuran melawan Salibis, baik pada masa Zankiyah maupun--terutama--Ayyubiyah.

Karena itu, pada era Saladin banyak ksatria Muslim yang merupakan hasil kaderisasi madrasah-madrasah zaman Nuruddin. Khususnya madrasah Qadiriyah, yang sejak awal membuka pintu bagi anak-anak pengungsi dari wilayah-wilayah jajahan Salibis. Ash-Shallabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Daulah Zankiyah(2007)menjelaskan, madrasah Qadiriyah mengkader para pemuda yang meninggalkan daerah-daerah yang diduduki Tentara Salib.

Bahkan, pengelola madrasah-- dengan dukungan finansial dari Zankiyah pula--menyediakan tempat tinggal dan perbekalan untuk mereka. Dengan begitu, anak-anak tersebut dapat memfokuskan perhatian pada belajar dan berlatih.

Ketika tiba saatnya, para murid itu begitu dewasa dan siap dikembalikan ke tempat-tempat perbatasan dengan musuh. Di antara mereka, ada yang menjadi prajurit atau bahkan jenderal- jenderal cerdas. Ada pula yang menjadi mubaligh, membimbing masyarakat.

Ash-Shallabi mengatakan, para alumni Qadiriyah itu dikenal dengan nama Generasi al- Maqadisah. Sebab, perjuangannya dikaitkan dengan pembebasan al- Quds atau Baitul Makdis.

Jelaslah bahwa generasi itu adalah alim yang mujahid sekaligus. Mereka tak sekadar berilmu, tetapi juga berdaya juang tinggi. Kemunculan mereka adalah buah dari kerja sama antara umara dan ulama.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement