IHRAM.CO.ID, Tak semewah bangunan-bangunan lain yang ada di Bukhara, seperti makam Imam Bukhari, makam Baha'uddin Naqsabandi, dan Menara Masjid Kylan. Bangunan-bangunan itu bertabur keramik dan hiasan-hiasan menawan.
Sementara, keseluruhan bahan benteng atau Citadel Ark menggunakan material tanah liat yang diawetkan untuk memperkokoh bangunan yang dikelilingi tembok setinggi 30 meter itu.
Kesan yang paling menonjol dari bangunan ini adalah bentuknya persegi panjang dengan sudut bulat seperti sebuah kendi raksasa yang ujungnya diberi garis zig-zag melingkar. Kendi berdiameter kurang lebih 150 meter persegi ini ditanami pohon palem di bagian tubuhnya. Pohon palem yang sudah dibentuk pipih ini difungsikan sebagai kerangka untuk membuat kokoh bangunan tersebut.
Posisi Benteng Citadel Ark sedikit memanjang dari barat ke timur dengan hamparan teras yang luas. Bagian depan gerbang benteng dibingkai oleh dua menara yang mengapit balkon. Balkon yang berukuran 25 x 15 meter itu dicat dengan warna putih menghiasi semua bagian balkon. Balkon ini menjadi pintu utama untuk masuk ke dalam kompleks Benteng Citadel Ark.
Ketinggian dinding benteng sekitar 16-20 meter, dan panjang dinding adalah 789 meter. Sepanjang sejarah, Ark telah berulang kali dihancurkan, tetapi dipulihkan lagi karena keberadaannya masih berguna sebagai istana, kuil, barak, tempat belajar, bahkan penjara bagi orang-orang yang melanggar peraturan pemerintah setempat.
Selain itu, di dalam kompleks Benteng Citadel Ark juga terdapat museum yang bisa dikunjungi setiap harinya mulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat.
Karena keunikannya, benteng yang pernah direstorasi pada masa pemerintahan Samaniyah ini dibangun kembali pada masa pemerintahan Sheibanid. Sehingga, benteng ini tampak seperti bangunan modern dari semula yang kelihatan sederhana.