IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Arab Saudi pada Rabu (12/10/2022) membantah tuduhan motif politik di balik keputusan pemangkasan produksi 2 juta barel per hari oleh kelompok penghasil minyak OPEC+.
"Arab Saudi tidak memolitisasi minyak. Kami tidak menjadikannya sebagai senjata. Kami menganggap minyak sebagai komoditas kami. Tujuan kami yakni membawa stabilitas ke pasar minyak," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir kepada CNN.
Ia menambahkan keputusan itu murni ekonomi untuk mempertahankan stabilitas di pasar minyak. "Arab Saudi mengambil sisi untuk berupaya memastikan stabilitas di pasar minyak," kata al-Jubeir, menambahkan mereka tidak memihak Rusia atas isu ini.
Pada Selasa, Presiden AS Joe Biden mewanti-wanti Arab Saudi mereka bakal menghadapi konsekuensi dari pemangkasan produksi minyak dan Washington akan memikirkan kembali kemitraannya dengan Riyadh. "Bakal ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan dengan Rusia," kata Biden saat wawancara dengan CNN.
Pernyataannya muncul setelah pada 5 Oktober Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dikenal OPEC+, memutuskan memangkas produksi dua juta barel per hari mulai November.