IHRAM.CO.ID, Sejatinya, penduduk Bahrain termasuk di antara orang-orang pertama yang memeluk Islam. Orang Bahrain memeluk Islam pada 629 M. Rasulullah SAW memerintah Bahrain melalui perwakilannya, al-Ala’a al-Hadhrami.
Tak lama setelah umat Muslim meraih kemenangan atas Kota Makkah (Futuh Makkah), ratusan utusan datang menemui Rasulullah SAW. Salah satunya, wakil dari Bahrain bernama Abdul Qais. Lalu, Rasulullah mengundang para pemimpin para utusan itu untuk datang ke Makkah.
Lalu, menghadaplah al-Ashajj, pemimpin Bani Abdul Qais. Nabi SAW banyak mengajukan pertanyataan tentang penduduk berbagai kota dan urusan-urusan mereka. Secara khusus Nabi juga menyebutkan nama-nama Sofa, Musyaqqar, Hijar, dan beberapa kota lainnya.
Al-Ashajj sangat terkesan dengan pengetahuan Rasulullah SAW yang begitu luas dan mendalam tentang negerinya. Ayah dan ibuku akan berkorban demi Anda, karena Anda tahu banyak tentang negeriku dibanding aku sendiri dan mengetahui nama-nama lebih banyak kota di negeri kami daripada yang kami ketahui, ujar al-Ashajj.
Tak hanya itu, Nabi SAW pun sampai mengetahui kebiasaan orang-orang Bahrain, termasuk gaya hidup, cara minum dan makan mereka. Rasulullah SAW memang telah berkali-kali berkunjung ke Bahrain. Sejak berusia 18 hingga 25 tahun, Muhammad SAW kerap singgah ke wilayah itu, saat masih berdagang. Sebelum diangkat mejadi rasul, Nabi SAW merupakan pedagang yang ulung dan jujur.
Dalam kisah lainnya, Rasulullah SAW sempat berbincang dengan Abdul Qais. Nabi SAW berkata kepada Abdul Qais, Sesungguhnya pada engkau ada dua sifat yang Allah SWT dan Rasul-Nya menyukai keduanya, yaitu kelembutan dan kesabaran.
Kemudian Abdul Qais bertanya, "Saya akan berakhlak dengan keduanya, apakah Allah SWT telah menciptakan keduanya kepadaku? Rasulullah SAW bersabda, Bahkan, kedua-duanya diciptakan kepada engkau. Abdul Qais berkata, "Alhamdulillah Allah SWT telah menciptakan kedua sifat kepadaku yang Allah dan Rasul-Nya menyukai keduanya."