IHRAM.CO.ID,Cedera punggung yang tak kunjung sembuh justru mengantarkan Ibnu Firnas pada proyek-proyek penelitian di laboratorium. Seperti biasanya, ia meneliti gejala-gejala alam. Di antaranya mempelajari mekanisme terjadinya halilintar dan kilat, menentukan tabel-tabel astronomis, dan merancang jam air yang disebut Al- Maqata.
Ibnu Firnas pun berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas dari pasir. Juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk memperlihatkan pergerakan planet-planet dan bintang-bintang.
Hasil karyanya menjadi patron dunia ilmu pengetahuan alam, sebuah puncak raihan ilmu untuk menelusuri angkasa luar yang menandai kegemilangan zaman al-Andalus. Dari dasar-dasar gravitasi bumi ini, Ibnu Firnas sudah menentukan dasar-dasar bagi pembuatan pesawat angkasa. Bahkan, dia jauh lebih canggih dari imajinasi Leonardo da Vinci tentang planetarium pada enam abad setelahnya.
Yang tak kalah menariknya, Firnas berhasil mengembangkan proses pemotongan batu kristal yang pada saat itu hanya orang-orang Mesir yang mampu melakukannya. Berkat penemuannya ini, Spanyol saat itu tidak perlu lagi mengekspor batu kuarsa ke Mesir, tapi bisa diselesaikan sendiri di dalam negeri.
Salah satu penemuannya yang terbilang amat penting adalah pembuatan kaca silika serta kaca murni tak berwarna. Ibnu Firnas juga dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan batu-batuan. Kejernihan kaca atau gelas yang diciptakannya itu mengundang decak kagum penyair Arab, Al-Buhturi (820 M-897 M).