IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) SaifullahYusuf(Gus Ipul) menyebutkan sebanyak 460 ribu orang santri akan mengikuti Apel Nasional Hari Santri 2022 di 528 titik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Pada tahun ini, patut kita berbahagia karena peringatan akan diikuti elemen masyarakat. Kami berkolaborasi dengan Kementerian Agama, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dan kota," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (21/10/2022).
PBNU memusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Apel nasional itu rencananya diikuti sekitar 460 ribu santri yang tersebar 528 titik di seluruh Indonesia. Apel tersebut juga akan diikuti oleh pengurus besar, pengurus wilayah, cabang, dan pengurus cabang istimewa (PCI) NU.
Gelaran acara peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2022 akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, Apel Nasional Hari Santri tidak hanya diikuti oleh para santri, tetapi juga masyarakat umum, kepala daerah, aparat keamanan, pegawai negeri sipil (PNS), dan tokoh masyarakat.
Dalam rapat persiapan akhir Apel Nasional Hari Santri 2022 secara daring, sejumlah pengurus wilayah dan pengurus cabang NU melaporkan jumlah peserta yang akan ikut memeriahkan apel nasional.
Apel Nasional Hari Santri 2022 akan digelar Sabtu pukul06.50 hingga 07.30 WIB secara luring dan daring. Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) akan memimpin langsung pelaksanaan apel nasional tersebut. Dalam amanat apel, Gus Yahyaakan menyampaikan beberapa hal penting.
Penetapan Hari Santri, kata Gus Yahya, menjadi momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari, K.H. Ahmad Dahlan, H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, serta Maria Josephine Walanda Maramis, yang turut berjuang sejak zaman prarevolusi kemerdekaan.
"Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan para pahlawan secara umum, yakni sebagai momentum mengenang kepahlawanan segenap bangsa Indonesia, bukan hanya satu kelompok tertentu saja," ujar Gus Yahya.