Senin 31 Oct 2022 10:37 WIB

Bom Mobil Kembar Meledak di Somalia Tewaskan 100 Orang

Bom kembar itu meledak di persimpangan yang sibuk di Mogadishu.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Suasana lokasi ledakan bom mobil di salah satu pos pemeriksaan di Mogadishu, Somalia. Bom Mobil Kembar Meledak di Somalia Tewaskan 100 Orang
Foto: Feisal Omar/Reuters
Suasana lokasi ledakan bom mobil di salah satu pos pemeriksaan di Mogadishu, Somalia. Bom Mobil Kembar Meledak di Somalia Tewaskan 100 Orang

IHRAM.CO.ID, MOGADISHU -- Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengatakan jumlah orang yang tewas dalam serangan bom kembar pada Sabtu (29/10/2022) lalu, sebanyak 100 orang. Bom kembar itu meledak di persimpangan yang sibuk di Mogadishu.

Pada saat presiden mengunjungi lokasi kejadian, sebanyak 300 orang mengalami luka-luka. “Jumlah korban tewas dan luka-luka terus meningkat,” katanya, dilansir dari The National News, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Dua kendaraan yang penuh dengan bahan peledak diledakkan beberapa menit di dekat persimpangan Zobe, disusul oleh tembakan dalam serangan terhadap kementerian pendidikan Somalia. Kelompok ekstremis Al Shabab yang terkait dengan Alqaidah, yang sering menyerang ibu kota dan menguasai sebagian besar negara, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Kelompok itu menganggap kementerian pendidikan Somalia merupakan basis musuh yang menerima dukungan dari negara-negara non-Muslim dan memiliki komitmen mengeluarkan anak-anak Somalia dari agama Islam. Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Mahamat mengutuk serangan itu dan mendesak masyarakat internasional menggandakan upayanya untuk memastikan dukungan internasional yang kuat kepada lembaga-lembaga Somalia dalam perjuangan mereka mengalahkan kelompok teroris.

UEA juga mengutuk keras serangan itu dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga para korban. Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional mengatakan UEA menolak segala bentuk kekerasan, ekstremisme, dan terorisme yang bertujuan mengganggu stabilitas keamanan dan stabilitas dan bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Al Shabab biasanya tidak membuat klaim tanggung jawab ketika sejumlah besar warga sipil tewas, seperti dalam pengeboman truk pada Oktober 2017. Kelompok itu mengatakan mereka berkomitmen berperang sampai negara itu diperintah oleh hukum Islam dan meminta warga sipil menjauh dari wilayah pemerintah.

Ledakan sore itu menghancurkan jendela gedung-gedung di dekatnya. Pecahan peluru dan gumpalan asap dan debu membumbung ke udara. Serangan itu terjadi di persimpangan sibuk yang sama di mana dahulu sebuah truk yang penuh dengan bahan peledak juga diledakkan pada 14 Oktober 2017, menewaskan 512 orang, dan melukai lebih dari 290 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement