Jumat 04 Nov 2022 15:57 WIB

Uskup Nigeria Imbau Umat Beragama Bersatu Lawan Ekstremisme

Ekstremisme harus dilawan bersama oleh umat beragama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Umat Beragama Harus Bersatu Lawan Ekstremisme. Foto:  Forum R20 dihelat di Bali pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2022. Hadir saat pembukaan, Sekjen Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa, Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Hadir pula mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Menkopolhukam, Mahfud MD, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Foto: istimewa
Umat Beragama Harus Bersatu Lawan Ekstremisme. Foto: Forum R20 dihelat di Bali pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2022. Hadir saat pembukaan, Sekjen Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa, Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Hadir pula mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Menkopolhukam, Mahfud MD, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri BUMN, Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID,BADUNG -- Para tokoh agama dari belahan dunia berkumpul di Bali untuk menjadikan agama sebagai solusi atas segala permasalahan yang terjadi di dunia saat ini. Berbeda dengan konferensi internasional lainnya, di dalam Forum Religion of Twenty (R20) ini mereka mengungkapkan masalah yang terjadi di negaranya secara jujur demi terwujudnya perdamaian. 

Setidaknya ada tujuh sidang paripurna yang digelar selama pelaksanaan R20 pada 2-3 November 2022 di kawasan Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung. Setidap sidang, berbagai tokoh dan pemuka agama di dunia menceritakan kehidupan beragama di negaranya, termasuk tokoh agama dari Nigeria.   

Baca Juga

Uskup Katolik dari Nigeria, Matthew Hassan Kukah mengajak kepada seluruh umat beragama untuk bersatu melawan ekstemisme. Karena, menurut dia, para pelaku teror di negaranya tidak hanya membunuh orang Katolik, tapi juga sesama umat Islam.

“Kita harus bersatu. Mereka tidak hanya membunuh orang Katolik tapi juga sesama Muslim. Saat ini, para korban sebagian besar adalah terkait Boko Haram dan banditnya,” ujar Uskup Kukah saat menjadi pembicara dalam sidang paripurna keempat Forum R20 di Nusa Dua Bali, Kamis (3/11/2022).

Dia pun menceritakan tentang tindakan diskriminasi yang terjadi di negaranya, khususnya di Kota Sokoto. Menurut dia, kekerasan dilakukan kelompok ekstremis Muslim, dan tidak hanya terjadi kepada umat Katolik, tetapi juga sesama umat Islam sendiri sebagai agama mayoritas.

Situasi semacam ini semakin berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Menurut Uskup Kukah, terorisme telah menempatkan orang-orang sebangsanya itu dalam kondisi depresif. Saban hari berita penculikan, perampokan, hingga pembunuhan tak pernah sepi. Bahkan, hal keji itu dilakukan di tempat suci, seperti masjid dan gereja.

Melihat hal demikian, dia pun menawarkan pembelajaran yang komprehensif masuk dalam dunia pendidikan. “Kita harus mengembangkan pembelajaran koheren. Pendidikan komprehensif terintegrasi menjadi obat bagi ekstremisme,” kata dia.  

Uskup Kukah memuji Forum R20 yang diinisiasi PBNU. Menurut dia, NU telah menghambil langkah bersejarah untuk menyelesaikan solusi secara langsung, yaitu upaya memerangi penyebaran kebencian dalam upaya yang dialami.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan, apa yang disampaikan tokoh agama dari Nigeria dalam Forum R20 merupakan sebuah kejujuran. Menurut Gus Yahya, kejujuran ini lah yang membuat Forum R20 ini berbeda dengan konferensi internasional lainnya.

Menurut dia, dalam forum R20 ini, semua tokoh agama dunia berani berbicara secara jujur tentang masalah hubungan antara agama yang terjadi di negaranya. "Bedanya di dalam forum ini semua orang jujur, apa yang jadi masalah Anda. Bisa dengarkan tadi Bishop dari Nigeria, dia jelaskan terang-terangan bagaimana komunitas muslim di sana mempersekusi minoritas Kristen. Anda juga bisa dengarkan dari pembicara-pembicara bagaimana misalnya juga digugat persekusi dari mayoritas Hindu di India terhadap minoritas," jelas Gus Yahya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement